Konten dari Pengguna

Hustle Culture: Pengertian, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
10 Mei 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hustle culture. Foto: Pexel.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hustle culture. Foto: Pexel.
ADVERTISEMENT
Hustle culture adalah istilah dalam dunia pekerjaan yang populer akhir-akhir ini. Secara harfiah, istilah tersebut dapat diartikan sebagai budaya kerja keras tanpa henti.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, mempunyai pekerjaan yang bagus merupakan indikator utama sebuah kesuksesan. Tak sedikit orang yang memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya untuk mencapai kemajuan karier.
Beberapa orang bahkan sampai mengorbankan kehidupan sosial dan pribadinya karena mengutamakan pekerjaan. Kebiasaan inilah yang disebut dengan hustle culture.
Memiliki dedikasi yang tinggi pada pekerjaan pada dasarnya hal positif. Tapi jika berlebihan, hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan.

Dampak Hustle Culture

Ilustrasi hustle culture. Foto: Pexel.
Hustle culture memang dapat membawa seseorang pada kemajuan karier. Namun, budaya ini juga dapat membuat seseorang jenuh, kewalahan, hingga mengalami gangguan kesehatan.
Dirangkum dari buku Terjebak Hustle Culture karya Jennifer Elim (2024), berikut beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari hustle culture.
ADVERTISEMENT

1. Gangguan Kesehatan Mental

Salah satu dampak paling mencolok dari hustle culture adalah peningkatan masalah kesehatan mental. Bekerja keras selama berjam-jam akan menguras energi seseorang secara fisik maupun emosional.
Orang yang menganut hustle culture cenderung merasa kewalahan dan rentan stres. Jika tidak dikelola dengan baik, stres akibat pekerjaan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan hingga depresi mayor.

2. Mudah Sakit

Hustle culture juga dapat membuat seseorang mudah terserang penyakit. Itu karena kurangnya waktu istirahat atau terganggunya pola makan akibat mementingkan pekerjaan. Beberapa gangguan kesehatan yang kerap dialami workaholic adalah kelelahan kronis, gangguan tidur, GERD, hingga autoimun.

3. Masalah Hubungan Sosial

Minimnya waktu yang dihabiskan dengan keluarga dan teman-teman akibat pekerjaan dapat merusak hubungan sosial, yang akhirnya dapat menimbulkan perasaan kesepian dan isolasi.
ADVERTISEMENT

4. Menghambat Kreativitas

Kelelahan dan stres dapat menghambat kreativitas dan inovasi. Otak yang lelah akan membuat fokus berkurang, sehingga berisiko melakukan kesalahan dan kesulitan menciptakan ide-ide baru.

Cara Mengatasi Hustle Culture

Ilustrasi hustle culture. Foto: Unsplash.
Bagi yang sedang terjebak dalam kesibukan tanpa batas dan ingin mengubahnya, berikut beberapa tips yang dapat dicoba untuk kembali menerapkan work life balance.

1. Susun Rencana Kegiatan

Langkah penting dalam mengatasi hustle culture adalah menyusun rencana kegiatan harian yang jelas. Tulis kegiatan apa saja yang ingin dilakukan pada hari itu dan tentukan waktunya dengan jelas. Sediakan waktu untuk belajar, melakukan hobi, dan beraktivitas bersama keluarga minimal satu kali setiap minggu.

2. Buat Jadwal Kerja

Buatlah jadwal kerja yang efisien dan prioritaskan tugas-tugas penting. Beri jeda waktu untuk istirahat selama beberapa menit demi menghindari kelelahan. Gunakan waktu istirahat sebaik-baiknya dengan makan, tidur siang singkat, atau menghirup udara segar di luar ruangan.
ADVERTISEMENT

3. Melakukan aktivitas sosial

Melakukan berbagai kegiatan sosial juga dapat membantu untuk menemukan makna hidup yang jauh lebih besar. Dengan begitu, seseorang akan berusaha bekerja lebih efisien dan bermakna.
(GLW)