Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Memahami Arti Feeling Blue dan Bedanya dengan Depresi
31 Oktober 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Inggris terdapat konsep idiom, yakni sebuah ungkapan yang maknanya tidak bisa dimengerti dengan menerjemahkan kata per kata. Frasa feeling blue termasuk dalam kategori idiom, sehingga tidak bisa diartikan secara harfiah.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Skill Share, asal usul idiom sering kali merujuk pada konteks yang terjadi di kehidupan nyata. Misalnya, idiom bite the bullet (menggigit peluru) yang maknanya 'keadaan tak menyenangkan'.
Idiom tersebut diasumsikan merujuk pada keadaan pasien di rumah sakit militer pada zaman dahulu. Sebelum anestesi ditemukan, pasien disuruh menggigit peluru sebagai distraksi dari rasa sakit saat dioperasi. Lantas, apa arti feeling blue?
Arti Feeling Blue
Merujuk laman Dictionary, feeling blue berarti merasa sedih, tidak bahagia, sedang meratap, atau tidak bersemangat. Frasa ini sering juga disebut ‘have the blues’ yang artinya memiliki kesedihan.
Kata ‘blues’ digunakan untuk menggambarkan kesedihan sejak tahun 1741. Kemungkinan makna tersebut berasal dari frasa ‘blue devil’, sebuah istilah pada abad ke-17 untuk menyebut setan jahat yang membuat orang lain cemas (anxiety).
ADVERTISEMENT
Makna idiom tersebut semakin diperkuat dengan gagasan bahwa anxiety dan kesedihan dapat membuat kulit menjadi pucat. Pada orang-orang berkulit putih, wajah yang pucat bisa tampak biru atau blue.
Perbedaan Feeling Blue dan Depresi
Feeling blue sering kali dianggap mirip dengan depresi karena gejalanya cukup mirip, yakni kesedihan mendalam. Namun dalam Medical News Today ditekankan perbedaan mendasar antara blues dan depresi. Apa saja?
1. Blues Memiliki Alasan
Feeling blue biasanya terjadi karena suatu alasan, seperti kehilangan orang yang dicintai, melewatkan kesempatan kerja, dan sebagainya. Sedangkan depresi kadang terjadi tanpa alasan sama sekali.
Depresi merupakan kondisi mental yang disebabkan oleh faktor genetik, biologis, maupun lingkungan. Peristiwa traumatis atau stres juga dapat meningkatkan risiko depresi.
ADVERTISEMENT
Intinya, depresi adalah masalah kesehatan mental yang kompleks. Hanya psikolog atau psikiater yang dapat mengidentifikasi penyakit ini.
2. Feeling Blue Bersifat Sementara
Perasaan seseorang yang sedang sedih atau feeling blue akan cenderung membaik seiring waktu. Ketika mereka melakukan aktivitas yang disukai, suasana hatinya bisa ceria lagi.
Sebaliknya, seseorang yang mengalami depresi akan merasakan kesedihan sepanjang hari selama 2 minggu atau lebih. Mereka juga mungkin tidak begitu tertarik melakukan apa pun lagi.
3. Depresi Memiliki Gejala Lain
Orang yang sedang feeling blue biasanya masih dapat menjalani hari dan menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik. Di sisi lain, orang yang depresi tak akan mampu untuk beraktivitas normal. Selain itu, menurut WHO, orang yang depresi juga biasanya merasakan gejala lain, seperti:
ADVERTISEMENT
(DEL)