Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sosok Nabi yang Merawat Maryam binti Imran
30 Maret 2023 14:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Maryam binti Imran merupakan salah satu perempuan yang sangat istimewa dalam sejarah Islam. Keistimewaannya tidak lepas dari peran dan sosok seorang Nabi yang merawat Maryam.
ADVERTISEMENT
Maryam adalah sosok perempuan inspiratif yang kisahnya tercantum dalam Alquran . Kesalehan yang terpancar dalam diri Maryam membuatnya menyandang gelar sebagai 'perawan suci'.
Seperti apa kisah Maryam binti Imran ? Dan siapa sosok Nabi yang merawat Maryam binti Imran?
Nabi yang Merawat Maryam binti Imran
Mengutip buku Kisah Masa Kecil Para Nabi karya M. Zaenal Abidin, dijelaskan bahwa Nabi yang merawat Maryam adalah Nabi Zakaria. Pada suatu hari, Hannah yang notabene adalah ibu Maryam mendatangi Baitul Maqdis untuk menunaikan nazarnya. Ia menyerahkan Maryam kecil kepada para ahli ibadah yang di Baitul Maqdis.
Di luar dugaan, para ahli ibadah justru berebut merawat Maryam, termasuk Nabi Zakaria . Kemudian, Nabi Zakaria berkata bahwa ia adalah orang yang paling berhak merawat Maryam, karena ia adalah saudara Imran (ayah Maryam yang telah tiada).
ADVERTISEMENT
Kehadiran Maryam menjadi pelipur lara bagi Nabi Zakaria dan istrinya yang belum dikarunia anak. Mereka pun merawat Maryam dengan penuh kasih sayang layaknya merawat anak sendiri.
Nabi Zakaria melakukan peran sebagai ayah Maryam dengan baik. Ia juga membimbing Maryam untuk belajar ilmu agama. Alhasil, Maryam pun tumbuh menjadi seorang gadis yang cerdas, taat beribadah, dan patuh terhadap perintah Allah.
Pada saat Maryam beranjak dewasa, Nabi Zakaria membuatkan sebuah kamar khusus untuknya yang terletak di dekat mihrab. Nabi Zakaria melarang siapa pun untuk mendekati atau membuka mihrab Maryam. Tujuannya agar Maryam merasa aman dan nyaman saat melakukan ibadah di mihrabnya.
Hingga pada suatu hari, Nabi Zakaria menengok Maryam di kamarnya. Kemudian, ia sangat terkejut saat menemui banyaknya buah-buahan di kamar Maryam.
ADVERTISEMENT
Nabi Zakaria meyakini bahwa buah tersebut tidak mungkin dipetik sendiri oleh Maryam. Sebab, ia tidak pernah meninggalkan kamarnya dan senantiasa melakukan ibadah.
"Wahai Maryam, dari mana kamu memperoleh buah-buahan ini?" tanya Nabi Zakaria.
"Makanan ini datang dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya," jawab Maryam.
Nabi Zakaria semakin tertegun dengan keshalehan Maryam. Beliau mempercayai bahwa perkataan Maryam tersebut adalah sebuah kebenaran.
Hingga suatu hari, Malaikat Jibril datang menemui Maryam dan mengatakan bahwa ia tengah mengandung dan akan segera melahirkan anak laki-laki yang nantinya akan menjadi Nabi. Tentu saja hal tersebut mengejutkan Maryam.
"Bagaimana mungkin itu terjadi? Aku seorang perawan dan belum bersuami," ungkap Maryam.
Lalu, Allah SWT berfirman melalui Malaikat Jibril:
ADVERTISEMENT
"Dia (Maryam) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu." (Qs. Al-Imran: 47)
Keesokan harinya, Maryam memberitahukan hal tersebut kepada Nabi Zakaria. Ia pun terkejut dan hampir tidak mempercayainya.
Itu karena Nabi Zakaria telah menjaga Maryam dan menjamin bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menyentuh Maryam. Namun, sebagai orang beriman, ia percaya bahwa Allah maha berkehendak atas segala sesuatu, termasuk menjadikan hal-hal yang mustahil terjadi dalam kehidupan manusia.
Dengan berat hati, Nabi Zakaria meminta Maryam untuk pergi mengasingkan diri dari keramaian. Tujuannya untuk melindungi Maryam dari gunjingan orang-orang di sekitar.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Maryam pun pergi meninggalkan Zakaria dan keluarganya. Hingga akhirnya ia sampai di bawah sebatang pohon kurma dan melahirkan bayi mungilnya di sana yang tak lain adalah Nabi Isa.
Setelah melahirkan Nabi Isa , Maryam masih diselimuti oleh perasaan khawatir dan takut saat bertemu orang lain. Lalu, Allah berfirman:
"Maka makan, minum, dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.” (Qs. Maryam: 26)
(PHR)