Konten dari Pengguna

Mengenang Didi Kempot yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
26 Februari 2023 9:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Didi Kempot. Foto: Dok. falcon
zoom-in-whitePerbesar
Didi Kempot. Foto: Dok. falcon
ADVERTISEMENT
Minggu (26/2), Google Doodle mengenang sosok Didi Kempot, sang legend dalam dunia musik campursari. Didik Prasetyo, nama lengkapnya, memulai karier sebagai penyanyi sejak tahun 1980-an.
ADVERTISEMENT
Ia banyak menciptakan lagu-lagu bertemakan cinta dan kasmaran. Beberapa di antaranya juga mengusung tema sedih dan galau, sehingga ia pun kerap dijuluki sebagai “Godfather of Broken Heart”.
Di industri musik Indonesia, Didi Kempot sangatlah populer dan melegenda. Terlebih ketika lagu Pamer Bojo viral usai dicover oleh beberapa penyanyi dangdut seperti Nela Kharisma, Via Vallen, Happy Asmara, dan lain-lain.
Sejak saat itu, namanya semakin melambung dan digandrungi oleh banyak orang. Namun sayang, di tengah popularitasnya, pada Mei 2020 Didi Kempot menghembuskan nafas terakhirnya di usia 53 tahun.
Meski sudah tiada, karyanya tetap bergema dan banyak dinyanyikan hingga kini. Penasaran dengan sosoknya? Berikut ini profil Didi Kempot selengkapnya yang menarik untuk Anda simak.
ADVERTISEMENT

Mengenang Sosok Didi Kempot

Portrait penyanyi campursari Didi Kempot di salah satu kamar hotel di Kemayoran, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Kemunculan Didi Kempot di industri musik Tanah Air sudah diakui sejak lama. Pada tahun 1980-an, beliau dikenal berkat lagu legendarisnya yang berjudul Stasiun Balapan.
Siapa sangka, ternyata maestro campursari tersebut mengawali kariernya sebagai musisi jalanan. Ia mengamen di daerah Solo, kampung halamannya, dengan bermodalkan ukulele dan kendhang.
Pada tahun 1987, ia memberanikan diri untuk hijrah ke Jakarta. Ia pun sering mengamen di kawasan Slipi, Palmerah, Cakung, hingga Senen. Ia bersama teman-temannya dijuluki “Kempot” yang merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar.
Sejak saat itulah, nama Kempot bersanding di nama depannya. Didi bersama teman-teman sering menitipkan dan menawarkan rekaman e sejumlah studio musik di Jakarta.
Meski pernah gagal berkali-kali, ia pantang menyerah. Hingga akhirnya, Didi Kempot mendapatkan tawaran dari label Musica Studio’s untuk meluncurkan album pertamanya di tahun 1989.
Saka Praja dan Didi Kempot . Foto: Instagram/@YAN VELLIA OFFICIAL dan Ronny
Karier Didi Kempot terus melejit. Beberapa kali, ia menggelar konser di luar negeri. Pada tahun 1993, ia melantunkan lagu-lagu campursari miliknya di Suriname, Amerika Selatan. Lagu Cidro menjadi favorit penggemarnya kala itu.
ADVERTISEMENT
Ada banyak lagu yang naik daun, di antaranya Banyu Langit, Sewu Kutho, Suket Teki, Tanjung Mas Ninggal Janji, Pamer Bojo, dan Terminal Tirtonadi. Tidak hanya orang tua, anak-anak muda pun banyak yang menggandrungi lagu-lagunya.
Lagu bertemakan cinta yang dibawakan Didi Kempot seakan mewakili perasaan para Milenial dan Gen Z. Ia pun mendapat dua julukan spesial, yakni Sobat Ambyar dan The Godfather of Broken Hearts.
Sosok Didi Kempot telah tiada. Namun, karyanya masih melekat dan dikenang hingga saat ini. Karya tersebut abadi dan akan terus melegenda selama-lamanya.
(MSD)