Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penjelasan tentang Abris Sous Roche dan Penemuannya
12 Desember 2024 14:42 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam pelajaran sejarah kelas 10 materi perkembangan masyarakat praaksara, peserta didik diminta untuk menjawab soal jelaskan tentang abris sous roche. Singkatnya, abris sous roche adalah hasil kebudayaan di zaman Mesolitikum.
ADVERTISEMENT
Zaman Mesolitikum diperkirakan berlangsung pada awal setelah zaman es berakhir. Manusia prasejarah yang mendukung kebudayaan zaman tersebut adalah homo sapiens yang dikenal sebagai manusia cerdas.
Ada banyak peninggalan hasil kebudayaan di zaman Mesolitikum, termasuk abris sous roche. Simak penjelasan di bawah ini untuk memahami lebih lanjut tentang abris sous roche.
Penjelasan tentang Abris Sous Roche
Mengutip buku Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X oleh Dra. Veni Rosfenti, M.Pd., abris sous roche adalah gua yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba di zaman Mesolitikum.
Isitlah abris sous roche sendiri digunakan untuk merujuk formasi alami ceruk di bawah batu besar atau tebing. Struktur tersebut terbentuk karena proses erosi dan pelapukan batuan selama ribuan hingga tujuan tahun.
ADVERTISEMENT
Gua tersebut berfungsi sebagai tempat berlindung dari cuaca dan binatang buas. Hal ini menunjukkan bahwa manusia prasejarah di zaman Mesolitikum tinggal di gua. Dalam penemuan abris sous roche, dijumpai pula alat-alat prasejarah lainnya.
Bukti-bukti arkeologis menunjukan jika abris sous roche menjadi pusat kehidupan komunitas purba, terutama di wilayah Asia dan Eropa. Bahkan, beberapa abris sous roche diklaim memiliki nilai spiritual yang dihormati komunitas lokal.
Penemuan Abris Sous Roche
Berikut ini beberapa penemuan abris sous roche yang dikutip dari buku Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1 oleh Dr. R. Soekmono:
1. Gua Lawa, di Dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur
Penemu abris sous roche adalah Dr. Van Stein Callenfels. Pada 1928 hingga 1931, ia menemukan gua Lawa di dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Di dalam gua tersebut dijumpai beberapa alat prasejarah, seperti ujung panah, batu pipisan, kapak yang diasah, dan lainnya, yang kemudian disebut dengan Sampung Bone Culture.
Selain alat-alat prasejarah, juga ditemukan tulang belulang manusia prasejarah jenis Papua-Melonesoide.
2. Bojonegoro, Jawa Timur
Tak hanya di Ponorogo, Jawa Timur, abris sous roche juga banyak dijumpai di daerah Bojonegoro. Di dalam abris sous roche daerah Bojonegoro dijumpai alat-alat dari kerang dan tulang. Selain itu, terdapat juga tulang belulang manusia jenis Papua-Melonesoide.
3. Sulawesi Selatan
Abris sous roche banyak ditemukan di Sulawesi Selatan. Pada beberapa abad lalu, beberapa gua di daerah Lamoncong masih didiami orang dari suku Toala.
Hal tersebut berhasil diungkap Fritz Sarasin dan Paul Sarasin yang melakukan penyelidikan pada orang-orang Toala tersebut pada 1893 hingga 1896.
ADVERTISEMENT
Menurut Sarasin bersaudara, orang-orang Toala adalah keturunan asli penduduk Sulawesi Selatan zaman prasejarah dan masih satu keluarga dengan suku Wedda dari Sailan.
Seperti di abrois sous roche lainnya, di dalam gua yang dihuni orang-orang Toala juga ditemukan beberapa alat zaman prasejarah.
Penelitian pun dilanjutkan oleh van Stein Vallenfels dan van Heekeren. Mereka telah memastikan bahwa orang-orang Toala memiliki hubungan langsung dengan kebudayaan di zaman Mesolitikum.
Hal tersebut dapat dilihat melalui alat-alat yang terbuat dari tulang dan flakes. Di antara alat-alat dari orang Toala terdapaat ujung panah yang sisi-sisinya bergerigi.
4. Timor dan Roti
Peneliti bernama Alfred Bohler menemukan abris sous roche di daerah Timor dan Roti. Di sana, ditemukan flake culture yang sama dengan alat-alat prasejarah di daerah Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Dari penemuan-penemuan abris sous roche tersebut dapat disimpulkan bahwa alat-alat yang digunakan manusia purba di zaman tersebut adalah bone culture dan flake culture. Dengan manusia yang menjadi pendukung kebudayaan adalah bangsa Papua-Melanesoide.
Kebudayaan Lain di Zaman Mesolitikum
Zaman Mesolitikum terjadi setelah Paleolitikum (zaman batu tua). Ciri-ciri zaman Mesolitikum hampir sama dengan Paleolitikum, tetapi orang-orang yang mendukung kebudayaan di zaman tersebut sudah menepat. Kebudayaan di zaman Mesolitikum yang paling menonjol selain abris sous roche adalah kjokkenmoddinger.
Mengutip Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X oleh Dra. Veni Rosfenti, M.Pd., kjokkenmoddinger merupakan istilah dari bahasa Denmark, kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Sehingga, jika disatukan menjadi sampah dapur.
ADVERTISEMENT
Dalam kenyataanya, peninggalan praaksara yang disebut kjokkenmoddinger merupakan timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai hingga kurang lebih tujuh meter dan sudah menjadi batu atau fosil.
Kjokkenmoddinger dapat dijumpai di sepanjang pantai timur Sumatra, tepatnya antara Medan dan Langsa. Dari penemuan tersebut, dapat diketahui bahwa manusia purba di zaman tersebut sudah menetap.
Dr. P. V. Van Stein Callenfels yang melakukan penelitian pada kjokkenmoddinger pada 1925 menemukan banyak kapak genggang. Kapak yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan pebble atau kapak Sumatra (Sumatralith), sesuai dengan lokasi penemuannya.
Bentuk kapak Sumatra adalah bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Dibanding dengan kapak manusia praaksara di zaman sebelumnya, kapak Sumatra lebih sempurna dan halus.
ADVERTISEMENT
Kapak Sumatra yang dijumpai memiliki ukuran yang beragam, ada yang pendek dan lebih panjang. Penggunaan kapak tersebut adalah dengan cara digenggam.
Lalu, dalam tumpukan sampah kerang, dijumapi alat-alat praaksara lain, yakni batu penggiling dnegan landasan yang digunakan sebagai penghalus cat merah. Diperkirakan bahwa cat tersebut dimandaatkan untuk acara-acara keagamaan atau ilmu sihir.
(NSF)