Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Profil Herman Lantang, Sahabat Soe Hok Gie dan Pendiri Mapala UI
22 Maret 2021 10:09 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan Admin Herman Lantang Camp, Tristia Lantang, Herman berada dalam kondisi sehat sebelum meninggal. "Tidak ada sakit, pukul 03.00 subuh terakhir buang air, lalu meninggal," tutur Tristia saat dihubungi kumparan, Senin (22/3).
Selama ini Herman Lantang banyak dikenal sebagai pecinta alam sekaligus aktivis. Ia merupakan salah satu inspirator gerakan mahasiswa Universitas Indonesia untuk menggulingkan Soekarno semasa Tritura. Untuk mengenang beliau, simak profil lengkapnya berikut ini.
Profil Herman Lantang
Herman Lantang lahir di Tomohon, Sulawesi Utara Utara, pada 2 Juli 1940. Kecintaannya terhadap alam bermula ketika sang ayah yang berprofesi sebagai tentara sering mengajaknya berburu di hutan kawasan Tomohon. Dari situlah jiwa petualangnya muncul.
Herman sudah mendaki gunung sejak usianya baru 12 tahun. Kala itu, ia mendaki Gunung Mahawu, salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus dari SMPK Tomohon, Herman beserta orangtuanya hijrah ke Ibu Kota. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMA 1 (Budi Utomo) pada 1957.
Herman yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan gemar berpetualang kemudian berkuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia jurusan Antropologi pada 1960. Di jurusan tersebut, Herman banyak belajar tentang kebudayaan dan perilaku manusia. Ia bahkan sempat melakukan penelitian mendalam mengenai suku Dhani di Papua pada 1972.
Kampus inilah yang mempertemukan Herman dengan Soe Hok Gie , mahasiswa jurusan Sejarah angkatan 1962. Bersama-sama, mereka menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno.
Saat berstatus sebagai mahasiswa, Herman Lantang bersama Gie mendirikan organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia pada 1964. Ia kemudian menjabat sebagai ketua pada tahun 1972-1974.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Setitik Cahaya di Kegelapan tulisan Rusna Nondi, pada Februari 1972 Herman bersama tujuh orang lainnya berhasil menginjakkan kaki di Puncak Jaya dan puncak Carstensz Timur.
Setelah lulus, Herman bekerja di perusahaan pengeboran minyak, antara lain Oil Field all part of Indonesia, East Malaysia Egypt dan Australia East Texas USA.
Ia terkenal sebagai 'Mud Doctor' yang banyak menangani masalah lumpur dalam pengeboran minyak bumi. Untuk mendalami profesi yang digelutinya, Herman memgambil pendidikan singkat tentang Mud School di Houston Texas pada tahun 1974.
Setelah pensiun, ia menghabiskan masa tuanya untuk mengisi seminar yang berhubungan dengan kegiatan alam bebas dan memasak kue. Kini, sosok karismatik tersebut telah pergi untuk selama-lamanya. Herman Lantang meninggal dunia di usianya yang menginjak 80 tahun.
ADVERTISEMENT
(ERA)