Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Profil Mamah Dedeh, Pendakwah Kondang yang Positif Virus Corona
18 November 2020 19:09 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabar kurang sedap datang dari pendakwah kondang Tanah Air, Mamah Dedeh . Penceramah yang terkenal dengan jargon “Curhat Dong Mah” ini terkonfirmasi positif virus Corona pada Jumat (13/11). Namun, kabar ini baru disampaikan ke publik hari ini, Rabu (18/11).
ADVERTISEMENT
Susanto, Ketua Rukun Warga 11 Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, tempat Mamah Dedeh tinggal mengatakan pemilik nama lengkap Dedeh Rosidah Syarifudin itu masuk kategori orang tanpa gejala.
"Ya tanpa gejala. Dia nggak sakit, nggak apa, tapi dia rasa kurang enak dan diswab ternyata positif," kata Susanto, kepada kumparan pada Rabu (18/11). Mamah Dedeh sendiri kini dirawat di salah satu rumah sakit di Ciputat, Tangerang Selatan.
Nama Mamah Dedeh memang sudah akrab di telinga masyarakat. Terlebih beliau merupakan seorang pendakwah wanita yang kemampuan dan kepopulerannya tidak kalah dengan pendakwah lainnya yang mayoritas laki-laki.
Siapa sosok Mamah Dedeh sebenarnya? Berikut adalah profil lengkapnya:
Profil Mama Dedeh
Dedeh Rosidah Syarifudin lahir di Ciamis, pada 5 Agustus 1951. Bakat dakwah beliau diturunkan dari sang ayah, yakni seorang kiai bernama Sujai. Oleh sebab itu, ia tumbuh di lingkungan keluarga yang religius. Bahkan sejak belia, Mamah Dedeh telah terbiasa mengisi ceramah di kampungnya.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus SMP, Mamah Dedeh melanjutkan pendidikan di Sekolah Pendidikan Agama Islam atau PGA. Namun, sang ayah meminta agar putrinya tersebut berkuliah di Jakarta. Mamah Dedeh menuruti keinginan ayahanda dan menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Beliau merupakan mahasiswa Fakultas Tarbiyah (pendidikan). Tidak hanya kuliah, Mamah Dedeh juga mengasah kemampuannya berorganisasi dengan bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Kemudian memasuki kuliah tahun ketiga, tepatnya pada tahun 1970, Mamah Dedeh menikah dengan kakak kelasnya, Syarifudin, yang merupakan putra kiai asal Betawi KH.Hasan Basri. Kala itu, usia Mamah Dedeh baru 19 tahun.
Meski telah menikah, Mamah Dedeh tetap mampu menyeimbangkan urusan keluarga, pendidikan, dan dakwah. Beliau tetap aktif berdakwah di kampung-kampung.
ADVERTISEMENT
Karier pendakwah berusia 69 tahun ini mulai menanjak ketika diminta untuk mengisi program Ngaji setiap hari Jumat di radio betawi Bens Radio. Gaya dakwah beliau mulai menarik perhatian karena selalu menyampaikan ceramah dengan gaya bicara khas Betawi.
Kemudian pada 2007, sebuah stasiun televisi swasta meminta Mamah Dedeh untuk mengisi program Mamah dan Aa. Nama Mamah Dedeh pun semakin melambung, terutama di kalangan ibu-ibu.
Gayanya yang ceplas-ceplos tak jarang membuat banyak orang, termasuk kaum milenial tertarik untuk menyimak. Namun bak pisau bermata dua, sikap Mamah Dedeh ini terkadang juga menuai kritik.
Meski demikian, Mamah Dedeh tetap menjadi ustadzah yang dicintai oleh masyarakat Indonesia. Kehadiran beliau sebagai pendakwah merupakan angin segar, terutama karena dunia dakwah Tanah Air selama ini didominasi oleh laki-laki.
ADVERTISEMENT
(ERA)