Konten dari Pengguna

Sosok Muhammad Al Fatih, Penakluk Konstantinopel yang Jenius

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
4 Februari 2021 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosok Muhammaf Al Fatih. Foto: instagram.com/fatih_sultanmehmed/
zoom-in-whitePerbesar
Sosok Muhammaf Al Fatih. Foto: instagram.com/fatih_sultanmehmed/
ADVERTISEMENT
Salah satu pahlawan bersejarah dalam Islam adalah Muhammad Al Fatih. Di usianya yang sangat muda yaitu 25 tahun, beliau mampu menaklukan Konstantinopel di Romawi Timur. Sosoknya layak menjadi teladan berkat kejeniusan dan keberaniannya.
ADVERTISEMENT
Muhammad Al Fatih memiliki nama asli Sultan Mehmed II. Kehadirannya menjadi jawaban dari janji Allah SWT kepada Rasulullah yang tertera pada pada hadis berikut ini:
"Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad).
Muhammad Al Fatih adalah seorang penguasa yang terkenal dari Kesultanan Turki Utsmani atau yang lebih dikenal dengan Turki Ottoman. Kesuksesan kepemimpinannya sudah diberitakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Keberhasilannya dalam menaklukkan Konstantinopel, diiringi dengan pengorbanan yang besar. Lantas siapa sebenarnya sosok Muhammad Al Fatih? Bagaimana perjuangannya dalam menaklukan Konstantinopel? Simak ulasannya sebagai berikut.
Wilayah Konstantinopel di Masa Kini. Foto: Pixabay

Kelahiran Muhammad Al-Fatih

Muhammad Al Fatih lahir pada 29 Maret 1432 di ibu kota Utsmaniah. Beliau terlahir dengan nama Muhammad II (dalam Bahasa Turki: Mehmed-I Sani). Muhammad Al Fatih lahir dari pasangan Sultan Murad II dan Huma Hatun. Iamerupakan keturunan Dinasti Turki Utsmani.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku The Great of Shalahuddin al-Ayyubi & Muhammad al-Fatih, nama Al Fatih yang berarti Sang Penakluk merupakan julukan lantaran ia bisa menaklukkan Konstantinopel. Selain diberi gelar Al-Fatih, Sultan Mehmed II juga mendapat julukan Abi Al Futuh dan Abi Al Khairat.

Karakter Kepemimpian Sejak Kecil

Sejak kecil Muhammad Al Fatih mendapatkan pendidikan yang cukup baik dari orangtuanya. Murad II menunjuk Syekh Ahmad ibn Ismail al Kurani, seorang ulama yang paham sekali dengan Alquran sebagai guru Muhammad Al Fatih.
Tak heran sejak kecil ia sudah menghafalkan Alquran 30 Juz, mempelajari hadis-hadis, ilmu fiqih, matematika, ilmu falaq, hingga strategi perang. Muhammad Al Fatih dipersiapkan untuk menjadi pemimpin sejak kecil, namun tetap dalam bimbingan para ulama. Sehingga pemikirannya tetap sejalan dengan ajaran Islam.
Ilustrasi Muhammad Al Fatih. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan

Taklukan Konstantinopel

Di usia yang belia, Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan Kota Konstantinopel, sekaligus menjadi penanda bahwa abad pertengahan telah berakhir. Ia menyiapkan 4 juta pasukan untuk mengepung wilayah barat dan laut.
ADVERTISEMENT
Pengepungan ini terjadi selama 50 hari. Ia sukses memasuki wilayah Konstantinopel dengan membawa serta kapal-kapal mereka melalui perbukitan Galata untuk memasuki titik terlemah Konstantinopel, yaitu Selat Golden Horn.
Meski ada pasukan yang mengatakan mustahil melakukan startegi tersebut, Sultan Mehmed II tidak gentar. Dengan tegas ia mengatakan kepada pasukannya untuk bergegas melaksanakan strategi tersebut.
Sehari sebelum berperang, ia memerintahkan semua pasukannya untuk berpuasa pada siang hari dan sholat tahajud pada malam harinya, untuk meminta kemenangan kepada Allah SWT.
Pasukan Muhammad Al Fatih berhasil menyeberangkan 70 kapal laut melewati hutan yang ditumbuhi pohon pohon besar. Selama satu malam, ia dan pasukannya menebangi pohon yang merintangi perjalanan.
Hingga akhirnya Muhammad Al Fatih dan pasukannya berhasil menaklukkan Konstantinopel. Sejak peristiwa itu, ia mendapat gelar Sultan Muhammad Al Fatih alias "Sang Penakluk".
Ilustrasi Muhammad Al Fatih. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan

Peradaban yang Dibangun Selama Kepemimpinan

Selama berkuasa yakni tahun 1451 Masehi hingga 1484, Sultan Muhammad Al-Fatih telah membangun lebih dari 300 Masjid, 57 Sekola, dan 59 tempat pemandian yang tersebar di wilayah Utsmani. Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami' Abu Ayyub Al-Anshari.
ADVERTISEMENT

Wafat dan Wasiat

Pada Rabiul Awal 1481 M, Muhammad Al Fatih jatuh sakit. Ia tetap nekat meninggalkan Istanbul untuk berjihad. Selama perjalanan, kondisinya semakin memburuk. Tenaga kesehatan dan obat sudah tidak lagi bisa menyembuhkannya.
Muhammad Al Fatih wafat pada usia 50 tahun tepat pada 3 Mei 1481 M atau 4 Rabiul Awal tahun 86 Hijriah. Sebelum wafat, Muhammad Al Fatih mewasiatkan kepada keluarganya, khususnya Sultan Bayazid II.
Wasiat Muhammad Al Fatih berpesan kepada keluarganya agar dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan menjaga agama untuk pribadi, masyarakat, serta kerajaan.
(VIO)