Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Urutan yang Tepat dalam Proses Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang
26 November 2024 13:26 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Urutan yang tepat dalam proses akuntansi adalah hal penting dalam perusahaan jasa dan dagang. Urutan ini merupakan rangkaian kegiatan mengolah data transaksi secara berkesinambungan dalam rangka menghasilkan laporan keuangan pada akhir periode.
ADVERTISEMENT
Adapun, proses akuntansi bertujuan untuk menghadirkan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses tersebut, akuntan akan mengumpulkan dan mengolah data secara sistematis selama periode berjalan.
Untuk perusahaan jasa dan dagang umumnya memiliki proses akuntansi yang berbeda. Lantas, urutan yang tepat dalam proses akuntansi apa saja? Simak penjelasannya di bawah ini!
Urutan yang Tepat dalam Proses Akuntansi Perusahaan Jasa
Dikutip dari Dasar-dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga untuk SMK/MAK Kelas X oleh Indrastuti Ristiyani, dkk., berikut urutan proses akuntansi untuk perusahaan jasa :
1. Pengumpulan Bukti Transaksi (Dokumen Transaksi)
Pada perusahaan jasa, urutan yang tepat dalam proses akuntansi adalah dimulai dengan mengumpulkan bukti transaksi. Struk belanja adalah salah satu bukti transaksi.
Bukti transaksi tersebut berguna untuk mencatat laporan keuangan. Sehingga, bisa dikatakan, bukti transaksi merupakan sumber dari catatan transaksi.
ADVERTISEMENT
Bukti transaksi dibagi menjadi dua, yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen internal digunakan untuk kepentingan di dalam perusahaan, seperti memo, kas masuk, dan kas keluar.
Sementara itu, dokumen eksternal adalah dokumen transaksi yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan, seperti nota kontan, faktur, kwitansi, nota debit, dan nota kredit.
Setelah mengumpulkan bukti transaksi, dianalisis kebenaran dan keabsahannya. Tujuan analisis kebenaran dan keabsahan bukti transaksi adalah untuk memeriksa kembali perhitungan di dalamnya.
2. Pencatatan Transaksi ke dalam Jurnal
Pada setiap proses akuntansi, proses pencatatan yang paling penting adalah proses penjurnalan. Jurnal yang dimaksudkan adalah buku yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi yang terjadi berdasarkan urutan dan tanggal terjadinya transaksi.
Sistem pencatatan transaksi ke dalam jurnal menggunakan sistem double entry, yaitu setiap transaksi memiliki dampak pada dua posisi keuangan (debit dan kredit) dalam jumlah sama.
ADVERTISEMENT
3. Pemindahan atau Posting Jurnal ke Buku Besar
Buku besar adalah kumpulan rekening (perkiraan) yang saling berhubungan dan satu kesatuan yang disusun serta dikelompokkan sesuai dengan pos-pos laporan keuangan. Setelah transaksi dicatat di dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah posting ke buku besar.
Posting merupakan kegiatan pemindahan ayat jurnal ke buku besar untuk masing-masing akun. Buku besar untuk masing-masing akun akan menunjukkan secara rinci setiap perubahan (mutasi debit dan kredit) yang ditimbulkan dari seluruh transaksi selama periode akuntansi.
4. Memastikan Tak Ada Kesalahan dengan Neraca Saldo
Setelah tahap pencatatan selesai, mulai dari pengumpulan bukti transaksi, penulisan ke dalam jurnal, dan posting, akuntan mulai memastikan saldo di masing-masing akun tak ada kesalahan, yakni jumlah debit dan kredit seimbang.
Cara membuktikan bahwa tak ada kesalahan adalah dengan neraca saldo.
ADVERTISEMENT
5. Menyusun Jurnal Penyesuaian
Neraca saldo bukanlah tahap terakhir. Neraca saldo merupakan bahan pokok untuk menyusun laporan keuangan karena tak semua saldo yang ada di buku besar menunjukkan keadaan sebenarnya.
Sehingga, akuntan harus melakukan penyesuaian dan perbaikan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui jurnal penyesuaian.
Tujuan penyesuaian adalah agar akun riil (aset, ekuitas, dan liabilitas) menunjukkan pendapatan dan beban yang seharusnya diakui dalam periode tertentu.
6. Membuat Kerta Kerja
Tahap selanjutnya adalah membuat kertas kerja yang berfungsi untuk memudahkan pembuatan laporan keuangan. Kertas kerja pada dasarnya merupakan alat kerja akuntan, perusahaan tak akan mendistribusikan kertas kerja ini ke manajemen atau pihak lain.
Kertas kerja berisi data untuk menyusun laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan posisi keuangan.
ADVERTISEMENT
7. Membuat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibutuhkan pemilik perusahaan untuk melihat perkembangan kinerja perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan informasi bagi pemilik perusahaan untuk mengetahui laba dan rugi yang diperoleh.
Oleh karena itu, penyajian laporan perusahaan harus detail, rinci, dan akurat. Laporan keuangan yang digunakan perusahaan adalah laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas atau cash flow, dan catatan atas laporan keuangan.
8. Membuat Jurnal Penutup
Jurnal penutup dibuat pada akhir periode untuk memindahkan saldo akun nominal atau akun sementara ke akun modal. Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam menyusun jurnal penutup, yaitu:
ADVERTISEMENT
Urutan yang Tepat dalam Proses Akuntansi Perusahaan Dagang
Masih dikutip dari Dasar-dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga untuk SMK/MAK Kelas X oleh Indrastuti Ristiyani, dkk., berikut urutan yang tepat dalam proses akuntansi untuk perusahaan dagang:
1. Pencatatan Transaksi
Aktivitas utama perusahaan dagang adalah membeli barang dari supplier dan menjual kembali barang tersebut pada konsumen. Sehingga, pencatatan transaksi yang dilakukan perusahaan dagang dilakukan dengan jurnal umum dan khusus.
Ada dua metode untuk mencatat transaksi di perusahaan dagang, yaitu dengan metode fisik dan perpetual.
2. Pencatatan Transaksi ke dalam Jurnal Khusus dan Rekapitulasi Jurnal Khusus
Semakin besar skala usaha perusahaan dagang, transaksi yang terjadi pun semakin kompleks. Banyak ataupun sedikit transaksi harus segera dicatat secara kronologis dengan jurnal khusus.
ADVERTISEMENT
Jurnal khusus adalah jurnal yang dikelompokkan menurut jenis transaksinya. Pencatatan ke dalam jurnal khusus dapat mempermudah penyusunan laporan keuangan pada satu periode akuntansi.
Adanya jurnal khusus ini dapat mendorong terciptanya spesialisasi pekerjaan, melakukan pengendalian internal secara lebih transparan dan akuntabel, menghemat biaya dan waktu, serta memudahkan untuk posting ke buku besar.
3. Posting Jurnal Khusus ke Buku Besar
Tahap selanjutnya setelah rekapitulasi di jurnal khusus selesai adalah posting atau pemindahbukuan ke dalam buku besar. Buku besar pada perusahaan dagang ada dua jenis, yaitu buku besar utama dan pembantu.
Buku besar utama adalah kumpulan akun selama satu periode berjalan. Buku besar ini berguna untuk proses menyusun laporan keuangan di akhir periode. Sumber pencatatan buku besar utama adalah akun-akun jurnal khusus.
ADVERTISEMENT
Proses posting ke buku besar utama harus dilakukan secara berkala atau periodik pada akhir bulan. Buku besar utama adalah pencatat dalam laporan keuangan.
Setelah proses posting ke buku besar utama selesai, seperti perusahaan jasa, proses selanjutnya adalah membuat neraca saldo untuk melihat kesesuaian kredit dan debit.
Kemudian, buku besar pembantu adalah buku besar untuk mencatat akun tertentu dan perubahannya secara rinci. Buku besar pembantu sendiri dibedakan menjadi buku besar pembantu piutang dan utang.
Cara pencatatan posting ke buku besar pembantu mirip ketika posting ke buku besar utama. Perbedaannya adalah di buku besar pembantu dilakukan setiap ada transaksi.
4. Membuat Jurnal Penyesuaian
Pencatatan jurnal penyesuaian untuk persediaan pada perusahaan dagang bergantung pada sistem akuntansi persediaan yang digunakan. Ada sembilan macam penyesuaian untuk perusahaan dagang, yaitu:
ADVERTISEMENT
5. Membuat Kertas Kerja
Kertas kerja adalah sarana untuk memudahkan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Kertas kerja perusahaan dagang sama dengan perusahaan jasa.
Penyusunan kertas kerja perusahaan dagang dapat dilakukan dengan metode ikhtisar laba rugi dan harga pokok penjualan.
6. Menyusun Laporan Keuangan
Jika kertas kerja atau neraca lajur selesai disusun, langkah selanjutnya adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan atau financial statement adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan sebuah ringkasan transaksi keuangan.
Laporan keuangan tersebut disajikan untuk memberikan informasi tentang aset, liabilitas, ekuitas, dan perolehan laba rugi sebuah perusahaan serta membantu pimpinan untuk mengambil keputusan.
ADVERTISEMENT
Bentuk laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas.
(NSF)