Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hak Merokok dan Hak Melarang di Kampung 'Tanpa Rokok'
26 Juli 2019 11:29 WIB
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari belum sepenuhnya gelap saat tiga warga duduk santai di teras sebuah bangunan seperti pos keamanan. Bangunan tersebut berada sekitar dua meter di depan pemukiman warga Kampung Penas Tanggul, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Lokasinya berada di mulut gang dan tepat di tepi barat Kali Cipinang.
ADVERTISEMENT
Ketiganya tampak asik mengobrol. Sesekali terdengar mereka tertawa, cekikikan. Satu di antaranya tampak memegang sebatang rokok dan korek cricket hitam.
Dengan cekatan, rokok beserta korek itu diselipkan di balik badan saat kami melintas. Mereka lalu melempar senyum. Kami pun membalasnya. Juga Nobby Sail, Ketua Tim Penggerak Kampung Warna-warni 'Tanpa Rokok' Penas Tanggul, yang tengah mengantar kami hingga mulut gang.
"Program kampung 'bebas asap rokok' ini belum sempurna. Mereka (warga Penas Tanggul) punyak hak untuk merokok. Dan, kami nggak memiliki hak melarangnya," kata Nobby Sail sesampainya di mulut gang, Selasa (23/7) lalu.
Pria kelahiran tahun 1994 itu lalu menatap sebuah mural yang tergambar di tembok. Diterpa cahaya lampu jalan, warna cat mural tersebut tampak mulai pudar. Sebagian catnya pun terkelupas.
Nobby mengungkapkan, mural-mural di tembok sepanjang sekitar 100 meter itu dibuat dua tahun lalu. Belum ada pengecatan ulang hingga kini. Bahkan, beberapa bagian tembok tersebut juga ditumbuhi lumut.
ADVERTISEMENT
"Tembok ini sudah berlumut. Memelihara ternyata lebih sulit daripada membangun. Namun demikian, kami akan tetap memelihara kampung ini," ungkapnya.
Nobby lalu menceritakan pro-kontra saat pertama kali munculnya inisiasi menjadikan Penas Tanggul menjadi kampung 'tanpa rokok'. Penentangan warga muncul dari mereka yang merupakan perokok berat. Mereka berdalih merokok di rumah sendiri dan membeli rokok dengan uangnya sendiri.
"Ada juga yang bilang, 'Orang saya yang merokok kok. Duit juga duit saya'," tuturnya, menirukan pendapat salah satu warga yang sempat menolak inisiasi kampung 'tanpa rokok'.
Seiring berjalannya waktu, semua warga pun menyatakan sepakat. Hanya saja, aturan tidak boleh merokok hanya berlaku di dalam rumah, teras, di dekat perempuan dan anak-anak, serta di beberapa acara tertentu, seperti rapat. warung kelontong di kampung tersebut pun bebas menjual rokok.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi, realisasi kampung 'bebas asap rokok' ini belum sempurna. Namun, dengan adanya program ini, setidaknya jumlah perokok di sini menurun," jelas Nobby.
Sebelum mengakhiri jumpa, Nobby Sail mengatakan akan tetap menjalankan program tersebut secara bertahap. Sembari menunjuk sebuah spanduk, ia berkata, "Spanduk itu akan tetap terpajang. Sebab, itu merupakan tujuan yang akan selalu menjadi kiblat kami: kampung warna-warni dan bebas asap rokok."
(zhd)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh /info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini .
Download aplikasi iOS di sini .