Konten dari Pengguna

Kenapa Tidak Ada Ranking di Kurikulum Merdeka? Ini Jawabannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
24 Desember 2024 18:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk Kenapa tidak ada ranking di Kurikulum Merdeka? Sumber: pexels.com/Pavel Danilyuk
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk Kenapa tidak ada ranking di Kurikulum Merdeka? Sumber: pexels.com/Pavel Danilyuk
ADVERTISEMENT
Kenapa tidak ada ranking di Kurikulum Merdeka? Ranking adalah sistem peringkat dalam penilaian hasil belajar siswa di rapor. Selama bertahun-tahun, ranking di raport banyak digunakan untuk menunjukkan prestasi belajar siswa.
ADVERTISEMENT
Ranking menunjukkan peringkat prestasi anak di kelas. Namun, pada rapor Kurikulum Merdeka, sistem ranking ditiadakan. Terdapat berbagai alasan yang menyebabkan ranking ditiadakan dalam Kurikulum Merdeka.

Penyebab Kenapa Tidak Ada Ranking di Kurikulum Merdeka

Ilustrasi untuk Kenapa tidak ada ranking di Kurikulum Merdeka? Sumber: pexels.com/Tima Miroshnichenko
Menurut buku Dasar-Dasar Pendidikan oleh Prof. Dr. Suyatno, M.Pd. (2024: 105), Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang mendorong kebebasan belajar dan pengembangan potensi siswa.
Tujuan utama Kurikulum Merdeka adalah memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan diri menjadi individu yang kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan kehidupan.
Salah satu perbedaan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya adalah tidak adanya ranking dalam rapor. Kenapa tidak ada ranking di Kurikulum Merdeka? Berikut ini beberapa alasannya menurut buku Pengambilan Keputusan dalam Pengembangan Kurikulum oleh Khadijah Adilah, S.Si., dkk. (2024):
ADVERTISEMENT

1. Menghindari Kompetensi yang Tidak Sehat

Sistem ranking sering dikhawatirkan menciptakan kompetisi yang tidak sehat antar siswa. Hal ini menyebabkan siswa merasa tertekan untuk mendapatkan ranking yang tinggi.
Salah satu tujuan ditiadakannya ranking adalah supaya pembelajaran fokus pada pengembangan individu dan mengubah kompetisi menjadi kolaborasi.

2. Mendorong Siswa Fokus pada Proses Belajar

Sistem ranking seringkali menyebabkan siswa hanya fokus pada hasil tetapi tidak menikmati proses belajar. Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk fokus pada proses pembelajaran daripada hasil akhir.
Siswa tidak hanya mengejar nilai tetapi juga dapat fokus untuk memahami materi, mengembangkan keetrampilan, dan menemukan cara belajar yang sesuai dengan potensi dan minat belajar mereka.

3. Penilaian Berdasarkan Kompetensi

Penilaian berbasis kompetensi didasarkan pada seberapa baik siswa dalam menguasai kompetensi yang telah ditentukan dalam kurikulum. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam menunjukkan perkembangan atau kemajuannya dalam belajar.
ADVERTISEMENT

4. Mendorong Kolaborasi Siswa

Kurikulum Merdeka mendorong terciptanya kolaborasi dan kerja sama antar siswa. Siswa diajak untuk saling membantu dan belajar bersama, bukan berkompetisi. Dengan demikian, diharapkan tumbuh empati dalam diri siswa.

5. Memotivasi Siswa untuk Mengembangkan Kemampuan

Siswa yang tidak mendapat ranking sering merasa rendah diri. Dengan ditiadakannya ranking, siswa dapat termotivasi untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan kemampuannya masing-masing.

6. Menghargai Potensi Siswa sebagai Individu

Sebagai individu, siswa memiliki potensi unik yang berbeda satu sama lain. Keunikan itu terlihat dalam minat, bakat, dan cara belajar siswa. Kurikulum Merdeka meniadakan ranking supaya siswa tidak hanya dinilai dari segi akademik tetapi juga dari aspek non akademik seperti olahraga, seni, dan keterampilan lainnya.
Itulah alasan kenapa tidak ada ranking di Kurikulum Merdeka. Dengan ditiadakannya ranking, diharapkan tercipta lingkungan belajar yang menghargai potensi individu siswa. (IND)
ADVERTISEMENT