Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Masyarakat yang sering Menggunakan Terompet Keong dalam Upacara Adatnya
24 Maret 2023 17:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Kepulauan Sulawesi dan Irian Jaya, kerang atau keong dimanfaatkan sebagai terompet. Terompet keong sering digunakan dalam upacara adat untuk masyarakat daerah Maluku. Berikut adalah ulasannya yang menarik untuk disimak.
ADVERTISEMENT
Baca juga: Terompet untuk Mendengarkan Suara Arwah.
Masyarakat yang Menggunakan Terompet Keong dalam Upacara Adat
Provinsi Maluku tergolong strategis di Indonesia Timur, karena berada di antara dua pulau dan menjadi jalur perlintasan. Selain surga bagi pedagang, perjumpaan adat istiadat Maluku dengan suku-suku lainnya menjadikan beragamnya seni budaya yang dimilikinya. Salah satunya adalah terompet keong yang sering digunakan dalam upacara adat untuk masyarakat daerah Maluku.
Dihimpun dari buku Decorative Luminaire Design Book Vol. 01 yang disusun oleh Adi Ismanto, Fivanda, Vincent Liputra (2021:6), terompet keong berkembang di masyarakat Maluku yang tinggal di kawasan pesisir pantai. Alat musik tersebut terbuat dari kulit kerang jenis Charonia triton dengan bentuk panjang seperti kerucut, dan membengkok.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Maluku menyebut terompet keong dengan nama bia terompet. Agar berfungsi sebagai terompet pada umumnya, kerang akan dilubangi untuk menghasilkan suara. Suara yang dihasilkan terompet keong disebut tahuri.
Tradisi menggelar upacara adat lebih sering dilakukan di negeri atau desa-desa Islam. Diambil dari buku Tragedi Maluku yang disusun oleh John Pieris (2004:88), contoh upacara adat di Maluku antara lain upacara perkawinan dan "cuci negeri" (membersihkan desa).
Sebelum dijadikan sebagai bagian dari upacara adat, terompet keong awalnya digunakan sebagai alat komunikasi klasik. Pada jaman dahulu, terompet keong digunakan untuk memberi tanda kepada pasukan untuk mulai melakukan penyerangan, penyerbuan, atau untuk memberi aba-aba agar menghentikan penyerangan.
Terompet keong dengan bunyi yang kuat dapat dengan mudah mengirimkan pesan ke empat penjuru. Setelah berakhirnya penjajahan, terompet keong mulai digunakan sebagai alat musik pengiring upacara adat. Kesenian terompet keong sendiri diketahui mulai berkembang sekitar tahun 1958, dengan menggabungkan sejumlah alat musik tradisional lainnya.
ADVERTISEMENT
Terompet keong sering digunakan dalam upacara adat untuk masyarakat daerah Maluku. Sebelum dijadikan sebagai alat musik tradisional yang mengiringi upacara adat, terompet keong awalnya digunakan sebagai alat komunikasi dalam perjuangan melawan penjajah.(DK)