Konten dari Pengguna

Mengenal Suku Asmat dan Suku Dani yang Berasal dari Papua

Berita Terkini
Penulis kumparan
25 Juli 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 27 April 2023 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suku Asmat dan Suku Dani. Sumber: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Suku Asmat dan Suku Dani. Sumber: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Suku Dani dan suku Asmat berasal dari Papua. Kedua suku ini termasuk ke dalam penduduk asli Papua yang tinggal di daerah pegunungan. Mayoritas masyarakat suku Asmat tersebar di pesisir pantai dan bagian pedalaman, sedangkan suku Dani tinggal di wilayah pegunungan tengah.
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang ingin tahu lebih banyak tentang suku Asmat dan suku Dani, simak artikel ini sampai akhir, ya.

1. Suku Asmat

Suku Asmat dan Suku Dani. Sumber: unsplash.com
Seperti disebutkan sebelumnya, suku Asmat berasal dari Papua. Mengutip dari buku Kumpulan Soal Ulangan Harian dan Pembahasan Kelas 4 karya Mohammad Jauhar (2020:250), mayoritas suku Asmat tinggal di daerah pesisir dan pedalaman.
Populasi di daerah pesisir terbagi lagi menjadi dua, yaitu suku Bisman dan suku Simai dengan ciri fisik yang berkulit hitam dan rambut keriting. Sedangkan untuk rata-rata tinggi badan suku Asmat sekitar 163 cm untuk perempuan dan 172 cm untuk laki-laki.
Suku Asmat juga terkenal dengan rumat adat bernama rumah Jew atau rumah Bujang yang di dalamnya tersimpan senjata suku Asmat, yakni tombak, noken, dan panah untuk berburu. Rumah ini terbuat dari kayu dengan atap berupa anyaman daun sagu atau daun nipah.
ADVERTISEMENT

Tradisi Suku Asmat

Mengutip jurnal Kebudayaan Suku Asmat susunan Angga Setyo Apriyono dan Sekar Manik Pranita, suku Asmat sangat memperhatikan nasib generasi penerusnya. Itu sebabnya suku ini mengadakan berbagai upacara yang berkaitan dengan kelahiran dan kematian.
Upacara kelahiran bayi dilakukan dengan memotong tali pusar menggunakan sembilu, alat dari bambu yang dilanjarkan. Kemudian, bayi akan diberi ASI sampai usia 2-3 tahun.
Di sisi lain, suku Asmat juga terkenal dengan ritual kematiannya yang tidak umum, yaitu mengawetkan jasad orang yang sudah meninggal. Jasad tersebut diletakkan di atas para (anyaman bambu) dan dibiarkan sampai membusuk.
Nantinya, tulang-belulang mayat itu dikumpulkan lagi untuk disimpan di atas pokok-pokok kayu. Sedangkan, tengkoraknya diambil dan digunakan sebagai bantal untuk mewujudkan kasih sayang kepada orang yang meninggal.
ADVERTISEMENT
Tradisi tersebut dilakukan karena masyarakat suku Asmat percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal masih tetap berada di dalam kampung. Jasad mereka biasanya juga diwujudkan dalam bentuk patung kayu setinggi 5-8 meter atau diletakkan di perahu lesung dan dihanyutkan di sungai.

Sistem Kepercayaan Suku Asmat

Suku Asmat Foto: www.asmatkab.gov.id
Meski ada yang beragama Katolik dan Kristen, sebagian masyarakat suku Asmat masih menganut sistem kepercayaan Animisme, yaitu kepercayaan kepada makhluk halus dan roh.
Orang Asmat percaya bahwa ada tiga golongan roh yang hidup berdampingan dengan manusia, yaitu Yi-ow atau roh nenek moyang yang baik bagi keturunannya, Osbopan atau roh jahat yang jadi penghuni beberapa tempat, serta Ow yaitu roh jahat yang mati konyol.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, orang Asmat juga percaya dengan adanya kekuatan-kekuatan magis. Misalnya, kekuatan untuk menemukan barang yang hilang, mendatangkan angin, hujan, dan sebagainya.

Sistem Kekerabatan Suku Asmat

Suku Asmat mengenal tiga bentuk keluarga, yaitu:

2. Suku Dani

Suku Dani di Papua Foto: Shutter Stock
Suku Dani dikenal sebagai suku yang menghuni Lembah Baliem yang berada di pegunungan tengah Papua, di lembah ini berada di ketinggian 1.650 meter. Suku ini terkenal dengan laki-lakinya yang kerap mengenakan koteka.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan suku di Papua lainnya, suku Dani mempunyai kebiasaan mandi yang unik karena mereka sangat suka mandi di siang hari ketika matahari sudah dingin.
Kebiasaan ini dilakukan karena mereka tinggal di perkampungan dekat sungai Baliem sehingga suhu udara di siang hari terasa hangat dan tidak sedingin di pagi hari.
Bagi masyarakat suku Dani, pagi hari merupakan waktu untuk bekerja, di mana biasanya mereka beraktivitas di kebun untuk menanam keladi dan ubi jalar.

Tradisi Suku Dani

Suku Dani memiliki tradisi khas yang dikenal dengan nama pesta bakar batu. Ini merupakan ritual yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas nikmat melimpah yang diberikan kepada mereka.
Mengutip laman indonesia.go.id, dalam tradisi ini, batu akan dimasukkan ke lubang sedalam sekitar 50 cm dan ditumpuk dengan rumput, sayur, daging-dagingan, betatas, hipere (ubi), serta pisang. Setelah itu, lubang ditutup dengan tumpukan batu. Kemudian, barulah tumpukan batu itu dibakar.
ADVERTISEMENT
Selain bakar batu, suku Dani juga dikenal dengan tradisi Iki Palek, yaitu tradisi potong jari sebagai bentuk kesetiaan terhadap orang terdekat yang meninggal lebih dulu.

Sistem Kepercayaan Suku Dani

Sama seperti suku Asmat, sebagian masyarakat suku Dani juga menganut sistem kepercayaan Animisme. Mereka pun sering mengadakan berbagai upacara dan tradisi untuk menjaga dan menghormati roh nenek moyang.

Sistem Kekerabatan Suku Dani

Mengutip buku Transformasi Budaya Masyarakat Tradisional dan Konteks Wilayah Masyarakat Hubula Suku Dani oleh Dr. Drs.Yanuarius You, MA., sistem kekerabatan masyarakat suku Dani terbagi menjadi tiga, yakni:
ADVERTISEMENT
Itu dia penjelasan tentang suku Asmat dan suku Dani yang berasal dari Papua. Semoga bermanfaat. (Anne)