Konten dari Pengguna

Mengenal Teori Asam Basa menurut Para Ahli

Berita Terkini
Penulis kumparan
9 Desember 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi Teori Asam Basa. Sumber: Unsplash/Chromatograph
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teori Asam Basa. Sumber: Unsplash/Chromatograph
ADVERTISEMENT
Teori asam basa kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik dari makanan atau barang yang dipakai. Salah satunya, yakni detergen yang dipakai untuk mencuci baju sebagai zat yang bersifat basa.
ADVERTISEMENT
Asam basa adalah larutan elektrolit. Larutan itu bisa dikenal dengan ciri khas, seperti asam memiliki rasa masam, yakni pada vitamin c cuka dapur, atau jeruk nipis. Sedangkan basa memiliki rasa pahit dan licin jika dipegang. Contohnya pasta gigi, detergen, atau kapur sirih.

Teori Asam Basa Menurut Para Ahli

Ilustrasi Teori Asam Basa. Sumber: Unsplash/Fulvio Ciccolo
Mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang, terdapat beberapa para ahli yang menjelaskan secara rinci sifat asam dan basa melalui sebuah teori. Setidaknya, terdapat tiga teori asam basa menurut para ahli, berdasarkan buku Kimia Dasar, Hijratur Rahmi, dkk., (2024:164).

1. Teori Asam Basa Arrhenius

Berdasarkan teori asam basa Arrhenius, asam didefinisikan sebagai zat yang apabila dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion H atau H3O (Chang, 2005). Sedangkan basa ialah zat yang di dalam air akan menghasilkan ion OH.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka asam dan basa jika dilarutkan di dalam air, maka akan terionisasi menjadi ion positif (H+) dan ion negatif (OH-).
Teori ini terbatas pada kemampuan suatu zat apabila dilarutkan di dalam air. Sehingga dalam perkembangannya dikembangkan teori lain yang dapat melihat sifat asam atau basa suatu zat tanpa dilarutkan terlebih dahulu di dalam air.

2. Teori Asam Basa Brosted Lowry

Berdasarkan Bronsted Lowry, asam didefiniskan sebagai zat yang dapat mendonorkan proton (H+) (donor proton). Sedangkan basa merupakan zat yang dapat menerima proton (H+) (aseptor proton) (Chang, 2005). Dengan demikian, zat dengan sifat asam memiliki proton yang lebih banyak dibandingkan dengan basa.
ADVERTISEMENT
Senyawa asam basa menurut Brosted Lowry merupakan pasangan yang tidak terpisahkan, sehingga dikenal dengan pasangan asam basa konjugasi. Pasangan asam basa konjugasi pada reaksi di atas ialah sebagai berikut.

3. Teori Asam Basa Lewis

Berdasarkan teori asam basa Lewis, asam didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima pasangan elektron (aseptor pasangan elektron). Sedangkan basa merupakan zat yang dapat memberikan pasangan elektron (donor pasangan elektron) untuk dipakai bersama-sama dalam membentuk senyawa kovalen (Chang, 2005).
Teori ini menjelaskan bahwa di dalam suatu senyawa kovalen, sehingga dapat ditentukan sifat asam basa dari zat-zat penyusunnya melalui serah terima pasangan elektron yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Demikianlah ulasan tentang teori asam basa menurut para ahli. Dengan membaca ulasan di atas, maka dapat menambah wawasan tentang asam dan basa. (Adm)