Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perbedaan Antara Riya' dan Sum'ah Terletak pada Apa dalam Islam?
7 Desember 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perbedaan antara riya' dan sum'ah terletak pada apa dalam Islam ? Kedua sifat ini sama-sama tercela dalam Islam karena merusak keikhlasan, yang merupakan inti dari setiap ibadah.
ADVERTISEMENT
Riya' dan sum'ah sering kali muncul tanpa disadari, tetapi dampaknya dapat membatalkan pahala amal seorang hamba. Keduanya termasuk dalam kategori kesyirikan kecil karena melibatkan keinginan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari manusia.
Perbedaan Antara Riya' dan Sum'ah dalam Islam
Allah memerintahkan umat muslim untuk menjauhi sifat-sifat tercela termasuk riya' dan sum'ah. Memahami perbedaan antara riya' dan sum'ah penting untuk membantu seorang muslim menyempurnakan ibadahnya.
Dalam Islam, riya’ dan sum’ah merupakan bentuk kesyirikan kecil karena melibatkan niat yang tidak murni dalam beribadah kepada Allah. Namun, meskipun memiliki kesamaan dalam aspek niat yang melenceng, riya’ dan sum’ah memiliki perbedaan mendasar.
Perbedaan antara riya' dan sum'ah terletak pada bentuk dan cara penyampaiannya. Riya’ berasal dari kata ra’a yang berarti "melihat." Secara istilah, riya’ adalah melakukan suatu ibadah atau amal baik dengan tujuan agar dilihat orang lain dan mendapatkan pujian.
ADVERTISEMENT
Contoh riya’ adalah seseorang yang bersedekah hanya untuk dipandang sebagai orang dermawan atau shalat dengan khusyuk hanya ketika ada orang lain yang memperhatikan. Sementara itu, sum’ah berasal dari kata sami’a, yang berarti "mendengar".
Dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari, Hamdan dkk (2016: 980), sum’ah adalah melakukan sesuatu dengan tujuan agar orang lain mendengar atau mengetahui kebaikan yang telah dilakukan. Sehingga muncul rasa kagum atau pujian terhadap pelaku.
Sebagai contoh, seseorang menceritakan amal kebaikannya kepada orang lain dengan maksud agar dipuji. Misalnya, berkata, "Tadi malam saya saalat tahajud selama dua jam".
Perbedaan mendasar antara riya’ dan sum’ah terletak pada cara pelakunya menyampaikan niat yang tidak tulus tersebut.
1. Riya’ Berfokus pada Penglihatan Orang Lain
Riya’ dilakukan agar amal ibadah terlihat oleh orang lain. Orang yang terjebak dalam riya’ biasanya memperlihatkan amal baiknya secara langsung, baik melalui perilaku maupun ekspresi dengan tujuan untuk menarik perhatian orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
2. Sum’ah Berfokus pada Pendengaran Orang Lain
Sum’ah lebih berkaitan dengan upaya menceritakan atau mempublikasikan amal kebaikan. Jika riya’ melibatkan penampilan langsung, sum’ah terjadi ketika seseorang berusaha menyebarkan informasi tentang kebaikannya melalui perkataan dan cerita.
Perbedaan antara riya' dan sum'ah terletak pada bentuk dan cara penyampaiannya. Baik riya’ maupun sum’ah sama-sama merusak keikhlasan seorang hamba dalam beribadah kepada Allah. (Gin)