Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Rangkuman Peristiwa G30S/PKI, Pemberontakan Berdarah di Indonesia
14 September 2021 9:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peristiwa pemberontakan G30S/PKI merupakan salah satu peristiwa kelam bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal 30 September 1965 itu, terjadi pemberontakan dan pembantaian yang sangat tidak manusiawi kepada beberapa perwira tingg TNI. Tujuan pemberontakan tersebut adalah melakukan kudeta kepada pemerintahan pada waktu itu. Berikut adalah rangkuman peristiwa G30S/PKI yang berdarah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rangkuman Peristiwa G30S/PKI
Dirangkum dari beberapa buku sejarah salah satunya adalah buku Mengapa G30S/PKI Gagal? Suatu Analisis) (Samsudin) (2004), peristiwa itu terjadi pada hari Kamis 30 September 1965 malam. Para pimpinan PKI merencanakan untuk melakukan kudeta dan merebut kekuasaan pemerintah. Pimpinan dari gerakan itu adalah Letkol Untung Sutopo Komandan Batalion I Resimen Cakrabirawa, pasukan pengawal pribadi Presiden Soekarno.
Pemberontakan dimulai dengan melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap tujuh jenderal yaitu Ahmad Yani, M.T. Haryanto, dan D.I. Panjaitan, yang terbunuh di rumah mereka masing-masing. Sedangkan untuk tiga target lainnya yaitu Soeprapto, S. Parman dan Sutoyo ditangkap secara hidup-hidup yang akhirnya dihabisi di Lubang Buaya.
Sementara itu Jenderal Abdul Haris Nasution, yang menjadi target utama, berhasil lolos dari penculikan ini, namun pengawal pribadinya Pierre Tendean beserta anak gadisnya, Ade Irma S. Nasution, menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Korban-korban tersebut kemudian dibuang di sebuah lokasi di Pondok Gede yang dikenal dengan Lubang Buaya. Korban tewas pun bertambah dalam kejadian ini diantaranya adalah Bripka Karel Sadsuit Tubun, Kolonel Katamso Darmokusumo, dan Letkol Sugiyono Mangunwiyoto.
Untuk penumpasan dari G30S/PKI dimulai pada tanggal 1 Oktober 1965 dipimpin langsung oleh Panglima Kostrad dengan bantuan dari pasukan lainnya seperti Divisi Siliwangi, Kavaleri, dan RPKAD dibawah pimpinan dari Kolonel Sarwo Edhi Wibowo.
Berkat tindakan penumpasan yang dilakukan oleh pemerintah dan tidak adanya dukungan dari masyarakat terhadap pemberontakan , akhirnya pimpinan Gerakan G30S/PKI semakin terpojok dan memaksa mereka melarikan diri dan gerakan ini berhasil diberantas oleh pasukan gabungan. (WWN)