Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ucapan Salam Katolik dan Waktu Pengucapannya yang Tepat
2 November 2021 18:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada buku Tema 3 untuk Kelas 2 SD/MI Halaman 94 terdapat pertanyaan mengenai berbagai ucapan salam dalam berbagai agama, salah satunya adalah ucapan salam Katolik .
ADVERTISEMENT
Ucapan salam Katolik memiliki peranan yang sama pentingnya dengan salam dalam agama lain. Salam adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup umat beragama, karena dengan salam dapat memberi kekuatan tersendiri dalam keimanan kita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian salam terbagi menjadi dua, yaitu dalam bentuk arti dan dalam bentuk ungkapannya. Secara arti, salam adalah ‘damai’. Secara bentuk, salam diartikan sebagai ‘pernyataan hormat; tabik’ dan ‘ucapan assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh’
Ucapan Salam Katolik dan Waktu Pengucapannya
Ucapan salam Katolik dapat diucapkan apabila kita bertemu teman, rekan sesama umat Katolik atau bahkan dapat dipakai sebagai pembukaan saat berpidato dan lain-lain, karena saat ini ada yang dinamakan salam semua agama atau salam lintas agama yang biasa digunakan saat acara besar kenegaraan.
ADVERTISEMENT
"Shalom Aleichem b'Shem Ha Mashiach" adalah ucapan salam Katolik yang lengkap. "Shalom Aleichem", dan diberi tambahan yang ditujukan dengan menyebut Mashiach, sehingga menjadi "Shalom Aleichem b'Shem Ha Mashiach"
Dalam penerapannya di kehidupan, banyak juga umat Katolik yang menggunakan bahasa Indonesia saat mengucapkan salam. Mereka biasanya memakai 'Salam Sejahtera'.
Sementara, di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, ada satu ucapan salam yang lebih sering digunakan, yakni "Berkah Dalem".
Kata “Berkah” dapat diartikan sebagai suatu karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan, atau dalam singkatnya sama dengan Berkat. Kata ini biasanya digunakan seseorang ketika mendapatkan suatu hal baik.
Sedangkan kata “Dalem”, ini cukup unik, karena dapat memiliki 3 (tiga) makna. Makna kata Dalem yang pertama dapat berarti tempat tinggal; jika rumah (bangunannya) disebut dengan ‘Griya’. Kemudian makna Dalem kedua juga dapat berarti “aku”, hal ini biasanya diucapkan ketika berhadapan dengan orang yang memiliki strata lebih tinggi, baik kedudukan maupun gelar bangsawan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan makna Dalem yang ketiga, berarti “Allah yang tinggal didalam aku”, makna ini cukup sulit dicerna.
Pada makna yang pertama dan kedua mungkin sudah sering kita jumpai, namun untuk makna ketiga sangat jarang kita jumpai, kecuali jika kita berada di dekat kerajaan Jawa. Pada Kerajaan-Kerajaan Jawa, pegawai Kerajaan sering menyebut dirinya bukanlah pegawai, tetapi “Abdi Dalem”, kata “Dalem” biasanya mengartikan merujuk ke sosok Raja sebagai manusia, namun sejatinya kata tersebut merujuk pada “Allah yang senantiasa hadir pada diri mereka dan memberi berkat kehidupan pada mereka”.
Raja sendiri dalam kerajaan Jawa juga disebut sebagai utusan Allah (hal ini dapat dilihat dari sejarah Kerajaan Mataram).
Pada suatu masa, umat Katolik pernah memakai sapaan: Deo gratias. Ini berlaku di segala waktu dan tempat. Lalu muncullah masalah yaitu bagaimana ungkapan dalam bahasa Jawa untuk menyatakan sapaan serupa, mengingat bahwa belum adanya sapaan pastoral dalam bahasa lokal.
ADVERTISEMENT
Seorang pastor Jesuit di sebuah paroki di desa lalu menciptakan istilah Berkah Dalem . Lama kelamaan ini diterima umat luas (khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah) bahkan sampai detik ini masih dipakai. (DNR)