Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ilmuwan Temukan Planet Seperti Gambaran Neraka, Lautnya Terbuat dari Lahar
12 November 2020 14:28 WIB
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah planet yang teramat panas baru-baru ini ditemukan para ilmuwan. Letaknya beberapa ratus tahun cahaya dari bumi, planet baru tersebut terbuat dari lahar, anginnya bertiup dengan kecepatan supersonik, serta hujannya bukan air melainkan bebatuan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, neraka dinilai sebagai tempat terburuk yang bahkan tidak bisa dibayangkan oleh manusia. Adapun tempat terburuk tersebut, gambaran kecilnya mungkin adalah planet yang baru-baru ini ditemukan oleh para ilmuwan.
Mengutip CBS News, para peneliti yang menemukan planet berwarna merah tersebut mendeskripsikannya sebagai tempat yang luar biasa mengerikan, terekstrim dari semua yang pernah mereka lihat.
Menurut studi yang diterbitkan Monthly Notices of the Royal Astronomical Society (MNAR S), ilmuwan dari Universitas McGill, University York, dan Institusi Sains India telah menemukan rincian dari planet lahar.
Planet yang dinamai K2-141b tersebut berukuran sama dengan bumi punya permukaan, lautan, juga atmosfer yang terbuat dari bebatuan. Hanya saja, karena terletak begitu dekat dengan ‘matahari’ di tata suryanya, planet tersebut hanya berisikan lahar panas.
ADVERTISEMENT
Menurut penulis utama penelitian tersebut, Giang Nguyen, langkah awal yang mereka lakukan dalam studi tersebut adalah dengan memprediksi mengenai kondisi cuaca di planet K2-141b.
“Hal tersebut dapat diprediksikan dari jarak ratusan tahun cahaya dengan teleskop mutakhir, seperti teleskop luar angkasa James Webb,” ujar Giang Nguyen
Kala menganalisis pola penerangan planet, ilmuwan menemukan sekitar dua pertiga bagian mengalami waktu siang terus menerus. Kedekatan planet tersebut dengan matahari membuatnya tak bergerak, terus berada di sisi yang sama.
Bagian panas planet tersebut punya suhu yang mencapai 2.900 derajat selcius, sementara sisi sebelahnya yang begitu gelap suhunya jauh di bawah titik beku, yakni mencapai minus 165 derajat selsius.
Salah satu penulis, Nicolas Cowan, mengungkap studi tersebut membantu meneliti mengetahui proses evolusi planet berbatu, termasuk pula dengan bumi. Mereka pun mengaku masih akan terus meneliti planet yang belakangan jadi viral itu.
ADVERTISEMENT
"Semua planet bebatuan, termasuk bumi, dimulai dari dunia yang cair, kemudian perlahan mendingin dan jadi padat. Planet lahar memberikan kami kesempatan mengintip kepada proses evolusi planet," kata Cowan. (bob)