Konten dari Pengguna

Takut Berada di Ruangan Sempit? Kenali Apa Itu Claustrophobia

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
22 September 2022 13:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi naik lift. Foto: cottonbro/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi naik lift. Foto: cottonbro/Pexels
ADVERTISEMENT
Ketika berada di ruangan sempit dan sesak, ada orang yang merasa panik, takut, hingga cemas secara berlebihan. Sebenarnya, orang tersebut berarti mengalami claustrophobia alias ketakutan terhadap ruangan sempit.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari NHS, orang-orang yang mengalami claustrophobia cenderung menjauhi ruangan sempit nan sesak, seperti misalnya lift, terowongan, kereta tabung, toilet umum, dan lain-lain, yang mana dapat memicunya.
Namun, menghindari tempat-tempat sempit seperti itu juga sebenarnya secara perlahan dapat meningkatkan rasa takut. Adapun perasaan yang paling sering dirasa orang pengidap claustrophobia adalah ketakutan kehilangan kendali diri.
Berbagai situasi dapat pula memicu claustrophobia. Bahkan, terkadang dengan hanya memikirkan situasi tertentu tanpa secara langsung melihatnya, bisa menjadi pemicu munculnya claustrophobia.

Gejala claustrophobia

Claustrophobia (Foto: Pixabay)
Selain serangan panik yang menimbulkan rasa takut dan sedih serta kecemasan berlebihan, claustrophobia juga menyebabkan gejala pada fisik seperti sebagai berikut:
Berkeringat, gemetar, muka memerah atau kedinginan, sesak napas atau sulit bernapas, rasa tercekik, detak jantung cepat (takikardia), nyeri dada atau rasa sesak di dada, otot pencernaan berkontraksi, rasa mual, sakit kepala atau pusing, rasa ingin pingsan, mati rasa atau kesemutan, mulut kering, rasa ingin ke toilet, telinga berdenging, linglung, atau disorientasi.
ADVERTISEMENT
Claustrophobia parah bahkan memungkinkan seseorang cemas berlebihan terhadap takut kehilangan kendali diri, pingsan, hingga takut mati.

Penyebab dan cara mengobati claustrophobia

Serangan Panik atau Panic Attack merupakan serangan yang terjadi secara mendadak, tiba-tiba tanpa adanya peringatan. Foto: shutterstock
Claustrophobia biasa disebabkan oleh peristiwa traumatis semasa kecil. Seperti misalnya, orang dewasa bisa claustrophobia kalau saat kecil mereka: terjebak atau ditempatkan di ruang sempit, dirundung atau mengalami kekerasan, hingga memiliki orang tua yang juga claustrophobia.
Turbulensi saat terbang atau terjebak di dalam terowongan gelap merupakan contoh pengalaman yang juga bisa memicu claustrophobia.
Sementara cara mengatasi claustrophobia, umumnya bisa dilakukan sendiri. Namun, bantuan tenaga medis atau spesialis yang ahli dalam terapi perilaku, seperti psikolog, untuk terapi perilaku kognitif (CBT) misalnya, akan lebih bagus lagi.
Pengobatannya adalah dengan bertahap dihadapkan pada situasi yang bisa memicu ketakutan. Terapi tersebut dikenal sebagai desensitisasi atau paparan diri, bisa dicoba sendiri maupun bersama tenaga profesional.
ADVERTISEMENT

Mengatasi serangan panik karena claustrophobia

Ilustrasi cara mengatasi panic attack. Foto: Pexels.com
Bila mengalami serangan panik akibat claustrophobia, disarankan untuk tidak kemana-mana alias tetap berada di tempat kejadian. Serangan panik biasanya terjadi sampai maksimal satu jam.
Bagaimana bila terjadi saat sedang mengemudi? Sebaiknya berhenti dan memarkir kendaraan terlebih dahulu sampai merasa benar-benar sudah aman. Tak perlu buru-buru lanjut perjalanan.
Selama serangan, ingatkan diri bahwa pikiran serta sensasi menakutkan adalah tanda kepanikan yang pada akhirnya akan berlalu. Fokuskan diri pada sesuatu yang tidak berbahaya, seperti jam atau barang-barang di supermarket.
Puncak serangan panik biasanya sekitar 10 menit, kebanyakan berlangsung antara 5-30 menit. (bob)