Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
7 Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru Masa Kini
13 Februari 2023 13:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Implementasi Kurikulum Merdeka mengajak para guru untuk melibatkan murid dalam proses pembelajaran. Dalam penerapannya, guru seringkali menemukan tantangan yakni murid yang pasif.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Marsaria Primadonna, ketua Kampus Guru Cikal membagikan beberapa tips yang bisa diterapkan para guru guna memantik murid agar antusias saat pembelajaran.
Berdasarkan pengalamannya selama hampir 18 tahun mengajar dan berkecimpung di dunia pendidikan, Prima menuturkan, setidaknya ada tujuh kompetensi yang harus dimiliki guru untuk mengaktifkan murid di kelas.
"Tujuh kompetensi itu adalah memahami kurikulumnya, suka bermain, mengajar dengan perlahan dan menikmati, memahami muridnya, passionate, selalu ingin belajar, dan selalu refleksi," tuturnya, Senin (13/2).
Selain itu, mendorong murid agar bisa aktif dapat dilakukan dengan dua cara yakni melalui pertanyaan pemantik dan kegiatan pemantik.
"Saat memberikan pertanyaan, guru seringkali melakukan kesalahan. Kebiasaan kita memberi pertanyaan ‘Apakah kalian sudah paham?’, jawabannya cuma dua, kalau nggak ya paham. Atau ‘ada pertanyaan?’ jawabannya ya atau tidak. Bisa juga ‘apa yang dimaksud dengan A?’, lalu anaknya jawab, lalu gurunya jawab ‘bagus’, sudah selesai,” ucapnya
ADVERTISEMENT
Menurut Prima, dalam pertanyaan pemantik, guru harus memastikan bahwa pertanyaan yang diberikan bisa menggugah rasa keingintahuan murid.
"Berikan pertanyaan yang terbuka yang membuat murid meskipun belum bisa menjawab verbal, namun setidaknya berpikir dan berefleksi," tambahnya.
Selain itu, guru juga perlu merancang kegiatan pemantik. Misalnya saja, guru bisa mengajak murid mengeksplorasi seluruh panca indera dan menggunakan lingkungan sekitar.
“Salah satu yang pernah saya lakukan ketika mau belajar tentang mengorganisasi, itu abstrak ya. Murid mungkin sudah tahu artinya tapi tidak tahu maknanya. Saya berantakin kelasnya. Kursi dan peralatan kelas lainnya. Ketika anak masuk, jadi bingung, ada apa? Muncul deh pertanyaan-pertanyaan dan menjadi diskusi,” jelas Prima.
Dari murid yang terpantik keaktifannya ini dapat menjadikan pembelajaran secara otomatis menjadi berdiferensiasi. Pasalnya, murid yang sudah tergugah rasa ingin tahunya akan mencari cara masing-masing untuk memenuhi rasa penasarannya.
ADVERTISEMENT
"Hal yang ingin mereka gali pun mungkin akan berbeda meskipun masih dalam tema pembelajaran yang sama," tukasnya.