Konten Media Partner

Antisipasi Caleg Stres, Ini Saran Psikolog

16 Februari 2024 8:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi stres. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stres. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pemilihan umum (Pemilu) baru saja selesai. Bagi calon legislatif (caleg), periode pemilihan umum adalah waktu yang penuh dengan harapan, kerja keras, dan dedikasi tanpa kenal lelah untuk memenangkan suara para pemilih.
ADVERTISEMENT
Namun ketika pemungutan suara berakhir, banyak caleg yang menghadapi tantangan baru, yakni mengelola tekanan dan stres pasca pemilu, terlepas dari hasilnya. Kekalahan bisa merasa menghancurkan, sementara kemenangan juga membawa beban harapan dan tanggung jawab yang besar.
Hal tersebut tidak lepas dari tujuan para caleg saat mendaftarkan dirinya maju dalam pemilu. Tidak sedikit caleg yang mencalonkan diri hanya untuk tujuan kekuasaan ataupun materil, dan berujung kekalahan. Dengan tujuan yang baik, atau benar-benar ingin berjuang untuk negeri, akan memperkecil kemungkinan masalah mental yang dialami.
Marini Dosen Fakultas Psikologi UM Surabaya mengungkapkan, kekalahan dalam pemilu bisa menjadi pengalaman yang sangat mengecewakan dan memicu stres bagi caleg. Namun dengan strategi yang tepat, mereka dapat mengelola dan bahkan meminimalkan stres tersebut.
ADVERTISEMENT
Marini lantas membagikan beberapa tips untuk caleg yang mengalami kekalahan agar dapat mempersiapkan diri dan mengurangi stres:
Pertama, penerimaan. Mengakui perasaan sedih, marah, atau frustrasi adalah normal dan merupakan bagian dari proses pemulihan. Penerimaan membantu dalam melepaskan perlawanan internal dan membuka jalan menuju pemulihan.
”Penerimaan akan kekalahan memungkinkan calon legislatif untuk menghadapi hasil pemilu dengan ketenangan dan martabat, menjaga integritas pribadi dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi," ujar Marini, dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Jumat (16/2).
Kedua berpikir positif, sering kali, kekalahan membuat seseorang terjebak dalam narasi negatif tentang diri sendiri. Mengubah narasi internal ini dengan mengingatkan diri sendiri tentang keberhasilan, kekuatan, dan kemampuan dapat membantu membangun kembali kepercayaan diri dan perspektif positif terhadap masa depan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, fokus masa depan. Fokus pada apa yang dapat dikontrol dan mengambil langkah-langkah konstruktif menuju tujuan baru. Menetapkan tujuan kecil dan realistis dapat memberikan rasa pencapaian dan membantu membangun kembali momentum.
Keempat, menjaga kesehatan fisik. Melakukan olahraga, menjaga pola makan yang sehat, dan tidur yang cukup penting untuk menjaga kesehatan fisik.
Kelima, mindfulness dan meditasi. Mindfulness dan meditasi dapat membantu menenangkan pikiran, mengurangi stres, dan meningkatkan kesadaran saat ini. Teknik ini membantu mengurangi perenungan negatif dan kecemasan tentang masa depan.
Keenam, melakukan teknik relaksasi. Menggunakan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, yoga, atau relaksasi otot progresif dapat membantu mengurangi ketegangan fisik dan emosional.
Ketujuh, konseling atau terapi. Bekerja dengan seorang psikolog atau terapis dapat memberikan dukungan profesional untuk mengelola emosi dan membangun strategi coping yang sehat. Terapi dapat membantu mengatasi perasaan kegagalan dan membangun kembali identitas positif.
ADVERTISEMENT
”Terakhir, menjalani hobi. Melibatkan diri dalam kegiatan yang menyenangkan dan memuaskan secara pribadi dapat memberikan jeda yang diperlukan dari tekanan politik dan memberikan kebahagiaan serta kepuasan,” simpulnya.