Konten Media Partner

Bahana Hibur Anak-anak di Pengungsian dengan Boneka Tangan

23 Juli 2024 8:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bahan Patria Gupta, pemilik Perpustakaan Boneka, saat bersama anak-anak pengungsian bencana gempa di Palu. Foto: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Bahan Patria Gupta, pemilik Perpustakaan Boneka, saat bersama anak-anak pengungsian bencana gempa di Palu. Foto: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
Setelah berhasil mendirikan perpustakaan boneka yang memiliki koleksi ratusan boneka tangan, Bahana Patria Gupta tergerak untuk menghibur anak-anak di pengungsian bencana dengan boneka tangan miliknya.
ADVERTISEMENT
Hal itu bermula saat Bahana yang berprofesi sebagai fotografer di Harian Kompas itu bertugas di lokasi pengungsian bencana erupsi Gunung Agung, Bali, pada media 2019 silam.
"Waktu itu saya memang liputan, tapi saya juga bawa beberapa boneka tangan. Awalnya hanya ingin menghibur anak-anak di pengungsian saja," kisah Bahana kepada Basra, belum lama ini.
Rona bahagia yang terpancar saat Bahana menghibur anak-anak di pengungsian kala itu membuat pria berkaca mata ini trenyuh. Bahana menyadari jika anak-anak di lokasi pengungsian cenderung terabaikan kondisi psikisnya.
"Apa ya, selama saya liputan di lokasi bencana itu selalu melihat bahwa anak-anak korban bencana biasanya yang paling terakhir ditangani. Padahal, kalau melihat dari faktor terganggunya anak-anak itu, pasti yang paling terdampak karena tubuh mereka belum support, terlebih mereka tinggal di pengungsian," terang Bahana.
ADVERTISEMENT
Menurut Bahana, sangat penting memberikan fasilitas untuk anak-anak di pengungsian untuk bermain bersama, namun yang berkonsep. Dengan demikian anak-anak terdampak bencana akan merasa terhibur dan sedikit demi sedikit bisa mengikis trauma yang dialami.
Berawal dari bencana alam erupsi Gunung Agung itu lah, Bahana akhirnya secara sukarela selalu hadir bersama perpustakaan boneka miliknya untuk menghibur anak-anak di pengungsian.
"Keliling ke beberapa lokasi bencana. Kalau Perpustakaan Boneka datang itu selalu mengusung tema tentang saling tolong-menolong, toleransi, dan harus rajin belajar," katanya.
"Setidaknya mereka (anak-anak di pengungsian) dapat ketawa bersama dan dapat bersenang-senang bersama meski berada di lokasi pengungsian," sambungnya.
Kini Bahana ingin mewujudkan mimpinya untuk membawa perpustakaan boneka miliknya bisa keliling wilayah Indonesia, menghibur anak-anak di pelosok negeri.
ADVERTISEMENT
"Tidak dengan saya (ikut serta), tapi saya ingin boneka-boneka milik saya itu nantinya bisa keliling Indonesia," pungkasnya.