Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bawa Semangat Surabaya, Cara Bayu Skak Lestarikan Budaya Lewat Film Lara Ati
9 September 2022 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Saat memasuki fase dewasa atau quarter life crisis, individu akan dihantui perasaan takut dan khawatir terhadap masa depannya, termasuk dalam hal karier, relasi, hingga kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
Kegelisahan inilah yang mengispirasi Bayu Skak, untuk meluncurlan film terbarunya yang berjudul Lara Ati.
Melalui film Lara Ati, kreator asal Malang ini mengangkat kisah dari pergulatan yang dialami banyak orang ketika memasuki fase quarter life crisis.
“Lara Ati artinya sakit hati. Semua orang pasti pernah merasakan momen sakit hati dalam hidupnya, mulai dari tuntutan orang tua, tekanan untuk hidup yang mapan, tekanan pekerjaan, besar gaji, hingga keinginan pasangan. Yang pernah mengalaminya, pasti bisa relate banget dengan film ini," ujar Bayu ketika ditemui Basra, Jumat (9/9).
Mengambil Latar Kota Surabaya
Uniknya, dalam film terbarunya kali ini, Bayu mengambil latar Kota Surabaya sebagai tempat syuting. Bahkan beberapa tempat bersejarah di Kota Pahlawan, seperti Jalan Tunjungan, hingga daerah Peneleh turut dikenalkan.
ADVERTISEMENT
"Karena di Peneleh banyak rumah yang unik, lalu nuansanya kan Surabaya banget. Apalagi di sana banyak sejarahnya. Ada rumah yang pernah ditinggali Bung Karno juga di sana," ucapnya.
Selain mengambil latar kota Surabaya dan dinarasikan dalam bahasa Jawa, film ini juga melibatkan pemain dari Jawa Timur termasuk para pemain ludruk legendaris.
Seperti Cak Kartolo, Cak Sapari, Ning Tini, Eko Londo, dan Cak Silo. "Karena sekarang ini ludrukan juga semakin ditinggal, jadi di Lara Ati ini saya masukkan guyonan Suroboyoan khas ludruk. Jadi selain untuk mengenalkan kembali ke masyarakat, ini juga sebagai salah satu cara melestarikan ludruk. Inilah yang menjadi ciri khas saya mengenalkan budaya Jawa Timur melalui film," jelas Bayu.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya film ini, Bayu berharap semakin banyak anak muda yang mau melestarikan budayanya.
Diketahui, Film dengan tagline “Urip Lan Karep Ora Sedalan” atau “Hidup dan Keinginan Tidak Sejalan” ini dibintangi oleh banyak bintang muda. Selain Bayu Skak, ada Tatjana Saphira, Sahila Hisyam, Dono Pradana, Keisya Levronka, Ciccio Manassero, Benidictus Siregar, Indra Pramujito, dan juga didukung oleh banyak sekali sosok dari Jawa Timur.
Film ini tayang serentak di seluruh bioskop di Indonesia mulai 15 September 2022.