Konten Media Partner

Bulan Pengurangan Risiko Bencana, Pemkot Surabaya Ajak Pelajar Simulasi Gempa

10 Oktober 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simulasi penanganan gempa yang dilakukan Pemkot Surabaya, Kamis (10/10). Foto: Diskominfo Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
Simulasi penanganan gempa yang dilakukan Pemkot Surabaya, Kamis (10/10). Foto: Diskominfo Surabaya
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Simulasi Tanggap Penanganan Bencana Gempa Bumi dan Kebakaran, di Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola, Kamis (10/10). Melalui simulasi ini, pemkot menunjukkan berbagai upaya percepatan dalam menanggulangi bencana secara cepat dan efektif. Simulasi ini dihelat dalam rangka memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Kegiatan dimulai saat sirine tanda bencana mulai berbunyi. Ratusan karyawan dan karyawati di lingkungan MPP Siola mulai menampilkan aksi simulasi kebencanaan. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya pun langsung bergegas melakukan penanganan kebencanaan. Sebagian pegawai melakukan evakuasi mandiri, sedangkan pegawai lainnya dievakuasi oleh tim gabungan.
“Simulasi Tanggap Bencana ini sudah sesuai SOP, saya harap ini menjadi bekal sebagai langkah mitigasi bencana. Kita mengajak masyarakat mencegah terjadinya bencana, tadi sudah disimulasikan bagaimana ketanggapan ketika terjadi bencana. Semua terlibat, semua mempunyai SOP yang jelas sehingga nanti risikonya tidak terlalu besar,” kata Penjabat Sementara (PJs) Wali Kota Surabaya Restu Novi Widiani, disela kegiatan.
Ia membeberkan saat berkoordinasi dengan Forkopimda Kota Surabaya, bahwa dalam menangani kebencanaan harus berbasis kemasyarakatan. Sehingga, saat melaksanakan Simulasi Penanganan Bencana turut melibatkan para pelajar hingga para pengunjung MPP Siola.
ADVERTISEMENT
“Harus melibatkan partisipasi masyarakat karena mitigasi itu penting. Jika mitigasi sudah dipahami, bagaimana pencegahan, dan kesiapannya ketika terjadi bencana, maka risiko nantinya tidak terlalu besar,” bebernya.
Dengan demikian, ia menerangkan, DPRD Kota Surabaya, Forkopimda beserta jajarannya akan saling berkolaborasi dalam pelaksanaan percepatan mitigasi, penanganan, hingga kesiapan pasca kebencanaan.
“Pasca bencana terkadang menimbulkan masalah sosial baru. Contoh gempa atau kebakaran, mungkin warga kehilangan harta benda, tentu saja Pemkot Surabaya akan hadir beserta segala programnya supaya tidak menimbulkan efek masyarakat miskin baru,” terangnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, dalam memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang tengah berlangsung secara nasional di Aceh, selama 10-13 Oktober 2024, maka Pemkot Surabaya menggelar Simulasi Penanganan Bencana. Tujuannya untuk mengedukasi warga tentang kesiapsiagaan kebencanaan, di mana tagline yang diusung adalah “Siap untuk Selamat”.
ADVERTISEMENT
“Alasan memilih simulasi gempa bumi dan kebakaran karena pengalaman yang kemarin, saat gempa bumi dirasakan di Surabaya semuanya bingung dan tidak mempunyai pengetahuan bagaimana menangani bencana gempa,” kata Hebi.
Hebi menjelaskan bahwa saat kejadian tersebut, warga panik dan berlarian. Seharusnya, mereka harus mencari tempat aman untuk melindungi diri agar tidak tertimpa reruntuhan. Setelah guncangan berhenti, barulah dilaksanakan evakuasi.
“Hal-hal inilah yang harus dipahami oleh warga. Sekarang, simulasi tujuannya untuk mengedukasi dan menambah literasi sebagai pemahaman dan pembelajaran untuk warga,” jelasnya.
BPBD Kota Surabaya rutin melakukan simulasi kebencanaan di lingkungan pendidikan dan kesehatan, perkantoran, pemerintahan, termasuk di lingkungan rusun (rumah susun). Tak hanya itu saja, BPBD juga memberikan pelatihan kepada warga sebelum membentuk Kelurahan Tangguh Bencana.
ADVERTISEMENT
“Ada sekitar 75 gedung perkantoran sudah menggelar simulasi. Selain itu, warga rusun juga penting mendapat pengetahuan kebencanaan. Ini membuka wawasan warga, jika terjadi gempa harus bagaimana,” terangnya.
Ke depan, untuk mitigasi dan penanganan kebencanaan, Pemkot Surabaya turut berkolaborasi dengan pentahelix.
“Kita juga mendapat bantuan dari perguruan tinggi, mahasiswanya kita ajak melatih pelajar bagaimana cara menghadapi bencana. Salah satunya saat menghadapi banjir,” pungkasnya.