Konten Media Partner

Cegah Wabah Antraks Kembali Terjadi, Edukasi dan Vaksinasi Perlu Ditingkatkan

9 Juli 2023 10:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Wabah antraks yang terjadi di Gunungkidul belum lama ini memunculkan keprihatinan banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, penyakit yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis ini bila berubah menjadi spora dan bertemu dengan udara akan mempunyai ketahanan yang sangat kuat bertahan di lingkungan atau tanah hingga puluhan tahun.
Resistensi ini bisa menyebabkan kawasan yang telah terdeteksi antraks perlu diawasi, karena memiliki peluang terjadinya antraks yang lebih tinggi.
Guna mencegah hal itu, pakar kedokteran hewan Unair, Dr Nusdianto Triakoso MP drh., menyarankan pemerintah dan dinas terkait untuk bisa melacak dan menangani sumber penularan hewan ternak yang terdeteksi antraks.
Selain itu, dinas peternakan dan kesehatan dapat memberikan edukasi utamanya pada tradisi mbrandu, ataupun gejala dan penyembuhan penyakit antraks pada hewan maupun manusia.
“Para peternak harus diingatkan bahwa seluruh hewan ternak yang mati tiba-tiba harus segera dilaporkan. Ternak yang mati tiba-tiba di daerah endemik antraks juga tidak boleh dibuka atau dibelah," ucapnya, Minggu (9/7).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, bangkai ternak yang diidentifikasi antraks harus dikubur minimal kedalaman dua meter dan ditaburi kapur.
"Harapannya agar bakteri tersebut mati dan tidak muncul ke permukaan tanah dan berpotensi menularkan ke hewan dan atau manusia,” tambahnya.
Dr Nus menuturkan, kawasan yang terdeteksi spora antraks harus dihindari agar spora antraks tidak mencemari pakan yang dikonsumsi hewan ternak.
“Sebagai langkah pencegahan di daerah endemis, semua ternak yang mati tanpa sebab harus dianggap penderita antraks meski tidak dites secara laboratorium, dan harus dikubur dalam dalam. Hewan tidak boleh dibuka atau dibelah meski untuk tujuan tes laboratorium. Tes laboratorium bisa dilakukan dari sampel darah yang keluar dari lubang-lubang alami tubuh,” tuturnya.
Selain mencegah terinfeksinya hewan ternak, peternak juga sebaiknya meningkatkan kekebalan dengan cara melakukan vaksinasi antraks. Dengan vaksin tersebut, ternak bisa kebal meskipun sewaktu-waktu memakan pakan yang tercemar spora bakteri antraks.
ADVERTISEMENT
"Peternak juga harus sigap melapor kepada petugas bila menemukan ternak yang terlihat sakit. Agar bisa segera didiagnosa. Karena bila tidak terlalu parah masih bisa diberikan antibakteri agar sembuh,” tukasnya.