Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Cerpen: Sebuah Janji
23 Juni 2019 11:15 WIB
Diperbarui 26 November 2019 17:54 WIB
ADVERTISEMENT
“Mbak, permisi, mau cari apa?” Tanya seorang pegawai toko buku padaku. Ah, iya, aku sampai lupa apa gerangan tujuanku ke mari.
ADVERTISEMENT
Ku sebutkan sebuah judul buku beserta penulisnya untuk ku beli, lantas pegawai tersebut mengantarkan ku ke sebuah rak penuh buku yang ku ingin, aku mengucap terima kasih lalu aku ditinggalkannya sendirian di sini. Jemariku meraih sebuah buku, lantas ku tatap nanar sampul buku itu.
'Inikah yang hendak kamu berikan buatku?' Suara hati ku menyeruak, tatkala air mata tak sanggup lagi ku bendung.
Februari lalu, aku bertandang ke sebuah kompetisi jurnalistik. Ini kompetisi pertamaku, aku gugup sekali. Tak lama, sebuah notifikasi muncul dari ponselku. Dari Anugrah? Astaga, aku menantikannya!.
'Jangan ragu, ataupun gugup. Aku tahu, imouto kecilku bisa. Kalau menang, nanti ku belikan novel kesukaanmu~ semangaaat :)' begitu pesannya.
Kini ku punya motivasi baru untuk menang. Aku sangat berambisi dalam kompetisi ini, dan hasil akhirnya, aku berdiri di podium pertama. Langsung ku acak–acak isi tas ku untuk mencari ponsel ku, lalu ku kirimkan sebuah pesan ke Anugrah untuk mengabarkan hasil kompetisi ku. Anugrah, seperti namanya, dia bagaikan keajaiban dalam hidupku.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tak kunjung ku terima sebuah novel yang Anugrah janjikan kepadaku. 'Ah, mungkin nanti. Sabar saja, Hana' batinku.
Riani, teman dekatku menyapa dari jauh sambil mendekap beberapa buku di tangannya, dia menyapaku. Ku lihat sebuah novel yang tak asing lagi, itu kesukaanku! Kebetulan sekali, aku semakin tak sabar menantikan milikku datang.
'Beli dimana, Riani?' Tanya ku penasaran.
'Novel ini? Oh, pacarku membelikannya. Mungkin kamu belum kenal, aku baru jadian sih, hehe. namanya Anugrah.’ Jawab Riani sambil menunjukkan foto pacarnya.
'Itu Anugrahku.' Jangan tanya bagaimana perasaanku. Sejenak aku menertawakan diriku sendiri, aku terlalu skeptis. Seharusnya jarak dua tahun yang aku dan Anugrah miliki menjadi sebuah pertanda.
Dan Bahasa Jepang yang sama-sama kami berdua kuasai dapat menjawab sebuah teka-teki kecil ini dari awal.
ADVERTISEMENT
Harusnya dari lama aku tahu, kalau imouto adalah bahasa Jepang dari adik.
-------------------------------
Halo Teman Basra! Asyik ya sudah masuk libur semester. Apa saja nih kegiatanmu di liburan kali ini? Kalau kamu punya pengalaman atau karya menarik selama liburan, kirimkan cerita dan fotomu ke email redaksi Basra di [email protected] ya. Nanti di pertengahan Juli, Basra akan pilih satu cerita favorit untuk dapat satu smartwatch spesial. Asyik kan!
Di edisi kali ini ada Fransiska Niken dari SMAN 11 Surabaya yang mengirimkan karya cerita pendek. Kita baca sama-sama yuk!