Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Dianjurkan Setahun Sekali, Akurasi Pap Smear Deteksi Kanker Serviks Hingga 98%
12 Agustus 2024 16:04 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Kanker serviks menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker di Indonesia. Hal ini dikarenakan 75 persen penderitanya ditemukan pada stadium lanjut.
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Patologi Anatomi (PA) FK Unair, Dr dr Anny Setijo Rahaju SpPA Subsp URL (K) menganjurkan agar perempuan rutin melakukan deteksi kanker leher rahim (serviks) dengan pap smear satu tahun sekali. Ini mengacu pada rekomendasi dari American Cancer Society.
“Diharapkan dengan rutin melakukan pap smear, angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) akibat kanker cerviks bisa ditekan. Terutama di Kabupaten Bangkalan,” terang Anny, dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Senin (12/8).
Pap smear merupakan prosedur skrining yang cukup akurat untuk mendeteksi kanker serviks secara dini karena prosedur ini mampu mendeteksi gejala kanker serviks sejak stadium awal bahkan dalam fase pra-kanker. Dengan pap smear rutin, diharapkan tanda-tanda kanker serviks ini sudah ditemukan sejak fase pra kanker.
ADVERTISEMENT
“Jika kanker ditemukan pada stadium 1A, tingkat kesembuhannya 100%. Pada stadium 1B 87%-90%, 2A 68%-83%, 2B 62%-68%, stadium 3 33% -48% dan stadium 4 14%. Karenanya kita perlu bergerak sesegera mungkin, jika bisa pada tahap pencegahan,” tambahnya.
Angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia masih tinggi. Hal ini karena 75% kasusnya ditemukan dalam stadium akhir. Berbanding terbalik dengan negara maju, yang 75% kasusnya ditemukan pada stadium awal.
Setiap tahun, 500.000 wanita meninggal akibat kanker serviks di seluruh dunia. Angka kejadian ini masih tinggi di negara berkembang, salah satunya di Indonesia.
Mengacu pada data dari Global Cancer Observation (Globocan) atau Observasi Kanker Global pada tahun 2022, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai kanker yang diderita wanita di Indonesia. Dan nomor tiga angka kejadian kanker secara umum di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Jika dilihat dari segi kanker yang menyebabkan kematian tertinggi, serviks menempati urutan nomor dua tertinggi setelah kanker liver,” ungkapnya.
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Virus ini disebarkan melalui hubungan seksual. Dan infeksi ini tidak menunjukkan gejala. Sebetulnya pada usia reproduktif, 80 persen perempuan yang aktif melakukan hubungan seksual pernah terinfeksi HPV. Namun jika pasien memiliki imunitas dan pola hidup yang baik, maka infeksi akan sembuh sendiri.
Pada fase awal, kanker serviks tidak menunjukkan gejala. Baru kemudian saat sudah masuk stadium lanjut, kanker serviks menunjukkan beberapa gejala seperti keputihan yang berbau dan berkepanjangan, pendarahan abnormal pada saat menopause, di antara haid dan setelah senggama. Kemudian nyeri panggul atau setelah melakukan hubungan seksual.
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor risiko kanker serviks di antaranya berhubungan seks di usia muda, sering bergonta-ganti pasangan, kurang menjaga kebersihan di daerah kelamin dan suami yang tidak di khitan.
Selain itu memiliki anak lebih dari dua, sering mengalami infeksi di bagian kewanitaan dan kebiasaan merokok dan pasien dengan gangguan imunitas di antaranya penderita HIV, depresi mengkonsumsi steroid dan kemoterapi juga menjadi faktor risiko kanker serviks.
Perjalanan menuju kanker ganas ini perlu waktu tahunan. Ada fase sebelum menuju keganasan ini disebut fase displasia atau lesi pra kanker. Di fase ini biasanya tidak ada keluhan sama sekali. Di fase ini pap smear diperlukan untuk mendiagnosa perubahan sel menjadi sel ganas. Tingkat akurasi pap smear untuk mendeteksi adanya lesi kanker sebesar 88-98%.
ADVERTISEMENT
Kendati dianjurkan, tidak semua perempuan bisa melakukan pap smear. Mereka yang sudah menikah atau yang aktif melakukan hubungan seksual saja yang dianjurkan untuk pap smear rutin satu tahun sekali. Anjuran ini terhitung tiga tahun setelah aktif melakukan hubungan seksual dan sebaiknya dilakukan sebelum mengalami gejala apapun dan dilakukan saat atau tidak mengalami menstruasi.
“Sementara yang belum menikah atau belum aktif berhubungan seksual belum perlu untuk melakukan pap smear,” tambahnya.
Tak dipungkiri sebagian perempuan merasa takut atau risih karena pemeriksaan ini dilakukan di bagian vital. Namun perlu diketahui bahwa skrining ini tidak menimbulkan nyeri.
“Pemeriksaannya juga cenderung sederhana dan tidak memerlukan obat-obatan dan hasilnya bisa diketahui secara cepat dan biaya yang cukup terjangkau,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Masih tingginya angka kematian karena kanker serviks, mendorong Departemen Patologi Anatomik (PA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menyediakan layanan pemeriksaan pap smear gratis kepada warga Bangkalan, Madura.
Layanan pap smear gratis ini dilakukan di Rumah Sakit Hikmah Sawi, Bangkalan, dengan menggandeng Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Anatomik Indonesia (PDSPA) cabang Surabaya. Kegiatan ini juga dibantu oleh tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit tersebut.
Pelaksanaan kegiatan ini didahului oleh penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks yang disampaikan oleh Dr. Anny Setijo Rahaju, dr., Subsp. U.R.L (K).
"Penyuluhan kanker serviks ini merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen PA FK Unair tahun 2024. Penyuluhan ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman akan deteksi dini keganasan kanker serviks," ujar Ketua Pengmas Departemen PA FK Unair tahun 2024 Nila Kurniasari, dr., Sp.P.A., Subsp. H.L.E. (K).
ADVERTISEMENT
“Tidak hanya ibu-ibu, kami juga menghadirkan bapak-bapak supaya memberikan semangat kepada istri maupun calon istrinya untuk semakin aware mengenai pentingnya deteksi dini kanker serviks,” sambungnya.
Pengmas Pap Smear gratis ini juga dihadiri oleh Ketua PDNU Jawa Timur, Hamid Nawawi, dr., Sp.A dan Ketua PDS PA Cabang Surabaya, Faroek Hoesin, dr., Sp.P.A. Subpsp. O. G. P. (K).
Sebelumnya, pada Jumat akhir Juli lalu sudah dilakukan webinar online deteksi keganasan kanker serviks dan prosedur pengambilan sample pap smear yang diikuti oleh nakes, termasuk di dalamnya dokter dan bidan di Rumah Sakit Hikmah Sawi Bangkalan, dokter anggota PDNU Jawa Timur dan dokter anggota PDSPA Cabang Surabaya.