Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Hilangkan Kutil dan Tahi Lalat Pakai Laser CO2 di Surabaya Skin Centre
28 Juni 2022 6:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kebanyakan tahi lalat tidak berbahaya. Akan tetapi, sebagian kecil tahi lalat bisa berubah menjadi kanker kulit. Dr. Irmadita Citrashanty, SpKK, Direktur Marketing Surabaya Skin Centre (SSC) mengungkapkan metode aman mengatasi tahi lalat ganas perlu dilihat stadiumnya dulu.
ADVERTISEMENT
"Yang pertama kita perlu lihat jenisnya apa, apakah basalioma, karsinoma sel skuamosa, atau melanoma. Dari diagnosis baru kemudian dilihat apakah ada penyebaran ataukah tidak, baru bisa menentukan metode yang paling aman," jelasnya kepada Basra, (27/6).
Kalau tergolong jenis basalioma atau karsinoma, lanjut Irma, maka dilakukan operasi, pengambilan tahi lalat ganas tersebut.
"Jadi intinya tindakan baku adalah dilakukan pembedahan apabila ukurannya masih memungkinkan untuk dilakukan pembedahan. Tapi kalau ukurannya sudah membesar atau ada penyebaran maka harus dilakukan metode yang lain, misalnya radioterapi, atau bahkan sudah tidak bisa diapa-apakan lagi sehingga harus dilakukan kemoterapi," jelasnya lagi.
Dikatakan Irma keganasan tahi lalat umumnya akan menjadi kanker kulit jenis basalioma atau basal sel karsinoma dan melanoma. Tapi bisa juga karsinoma sel skuamosa.
ADVERTISEMENT
"Tapi yang paling banyak kalau dari tahi lalat itu basalioma dan melanoma. Kalau yang terburuk basalioma itu cepat sekali merusak lapisan kulit. Jadi sampai jadi luka yang dalam. Tapi jarang sekali terjadi penyebaran ke organ lain. Yang berbahaya itu melanoma karena bisa menyebabkan kematian akibat dari penyebaran ke organ lain," paparnya.
Meskipun tahi lalat sudah didiagnosis ganas namun apabila ukurannya masih kecil, maka salah satu metode yang dilakukan adalah dengan laser CO2.
Adapun keunggulan dari laser CO2 adalah sangat mudah untuk pengerjaannya dan bisa diatur untuk daya yang digunakan supaya tidak merusak kulit yang normal. Jadi hanya merusak tumornya saja.
"Laser CO2 ini ujung dari jarumnya tidak kena kulit sehingga steril. Laser CO2 biasanya digunakan untuk menghilangkan tumor jinak misalnya kutil. Laser CO2 biasanya kami gunakan untuk tumor yang jinak, namun apabila ada tumor ganas yang ukurannya kecil apabila kita yakin bisa bersih boleh juga menggunakan Laser CO2. Tapi dalam praktek klinis ya jarang kita gunakan laser CO2 untuk tahi lalat ganas. Dan biasanya penggunaan laser CO2 tidak perlu diulang, satu kali pengerjaan saja dan dipastikan bersih jadi tidak perlu pengulangan," urainya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan efek dari penggunaan laser CO2, kata Irma, bisa jadi luka. Sehingga perlu dipastikan untuk penyembuhan dan perawatan kulit pasca dilakukan laser supaya tidak terjadi efek samping, misalnya bekas-bekas hitam sebagai akibat penyembuhan luka yang dirawat dengan tidak optimal.
"Misalnya setelah laser, pasien berjemur di bawah sinar matahari apalagi tidak menggunakan tabir surya padahal ada bekas luka. Nah ini rentan terjadi bekas hitam," tandasnya.
Meskipun jarang terjadi, laser CO2 bisa menyebabkan keloid terutama bagi mereka yang berpotensi keloid. Namun ini jarang terjadi pada wajah, umumnya terjadi pada badan.
"Namun sampai saat ini keloid akibat laser CO2 cukup jarang karena kita bisa mengendalikan daya yang digunakan pada laser tersebut sehingga efek sampingnya bisa diminimalisir," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun perawatan kulit pasca tindakan laser biasanya dilakukan dengan pemberian salep antibiotik atau salep non antibiotik. Jadi salep yang memang khusus pasca tindakan, yang dioleskan pada area yang sudah dilakukan laser. Kemudian pasien dapat membersihkan wajah seperti biasa.
"Yang pasti pasien dilarang terkena paparan sinar matahari secara langsung. Apabila beraktivitas sesekali diperbolehkan tapi harus memakai tabir surya," simpulnya.