Jangan Abaikan Batuk dan Sesak Napas Pada Anak, Bisa Jadi Pneumonia

Pertanyaan :

Halo dok, saya Sari, 26 tahun dari Surabaya. Saya ibu dari satu anak usia 3 tahun. Saya ingin bertanya terkait pneumonia pada anak. Apa yang dimaksud pneumonia pada anak? Apa saja gejala yang perlu diwaspadai? Dan apa yang harus dilakukan apabila anak menderita pneumonia? Terima kasih dok.

Jawaban :

Halo Sari, terima kasih pertanyaannya. Jadi pneumonia adalah keradangan paru akut karena infeksi. Penyebabnya bisa bakteri, virus, jamur, atau kombinasinya. 60% kasus pneumonia di negara berkembang disebabkan bakteri.

Ada pun gejala pneumonia pada anak, yakni batuk, demam, napas cepat dan sesak, tarikan dinding dada ke dalam (retraksi). Pada bayi, gejalanya juga bisa rewel dan menolak menyusu, bisa sampai kebiruan (sianosis) bila sesak napas.

Lalu bagaimana cara membedakan batuk biasa dan batuk karena pneumonia pada anak? Batuk pada pneumonia disertai demam dan gangguan napas, bisa napas cepat atau sesak.

Nah pneumonia yang disebabkan bakteri atau virus ini bisa menular. Untuk memastikan apakah anak menderita pneumonia bisa didiagnosis melalui gejalanya, pemeriksaan fisik, radiologis, hingga laboratoris.

Apabila terdapat gejala pneumonia, segera bawa anak ke dokter. Pengobatan bisa melalui rawat jalan ataupun rawat inap, tergantung gejala, tingkat keparahan dan kebutuhan pengobatan.

Untuk rawat jalan, akan diberikan obat-obatan sesuai penyebab, dan obat simptomatis sesuai gejala seperti batuk, pilek, serta observasi dari orang tua dan pengasuh terhadap tanda-tanda kegawatan pneumonia pada anak. Sedangkan pada rawat inap, akan diberikan obat dan nutrisi melalui pembuluh darah dan oksigenasi yang cukup.

Indikasi rawat inap pneumonia pada anak antara lain membutuhkan oksigenasi, membutuhkan antibiotika melalui pembuluh darah, membutuhkan monitoring ketat, hingga memerlukan pemberian nutrisi melalui pembuluh darah karena anak tidak mau makan dan minum.

Pneumonia pada anak bisa sembuh, namun diperlukan diagnosis yang cepat dan tepat, serta terapi yang adekuat.

Lama tidaknya proses penyembuhan pneumonia pada anak tergantung dari penyebab, tingkat keparahan dan kegawatan pasien, mulai dari 1-2 minggu hingga beberapa minggu.

Pneumonia pada anak cukup berbahaya karena menyerang paru-paru, yang merupakan organ vital pernapasan. Data WHO, setiap tahun 800.000 balita di dunia meninggal karena pneumonia.

Untuk proteksi anak dari pneumonia bisa dilakukan dengan beberapa langkah. Yakni, memberikan ASI eksklusif, mencuci tangan dengan benar, nutrisi yang cukup, dan menghindari polusi udara. Untuk pencegahan, bisa diberikan vaksinasi pneumonia dan suplementasi zinc.

www.garrya.com

Ada beberapa vaksin yang bisa mencegah pneumonia berdasarkan penyebabnya dan diberikan sebagai vaksin dasar saat balita. Antara lain vaksinasi MMR bisa mencegah pneumonia akibat campak, diberikan mulai usia 12 bulan. Vaksin HiB untuk Hemophilus influenza tipe B, biasanya diberikan kombo dengan DPT.

Kemudian vaksin DPT untuk mencegah komplikasi pneumonia pada batuk rejan, diberikan pada anak usia 2, 3, dan 4 bulan dengan booster usia 18 bulan. Kemudian vaksin influenza diberikan setiap tahun, mulai usia 6 bulan. Selain tu juga ada vaksin Pnemococcus conjugate vaccine (PCV) diberikan mulai usia 2, 4, dan 6 bulan.

MedicElle Clinic merupakan klinik kesehatan wanita pertama dan satu-satunya di Jawa Timur dengan semua tenaga medisnya wanita.

MedicElle Clinic melayani medical check up, dokter spesialis bedah umum dan payudara, dokter spesialis kandungan, dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik (kanker dan kelainan darah), dokter spesialis anak, dokter gigi umum dan spesialis konservasi gigi, dokter spesialis kulit dan kelamin, dokter spesialis rehabilitasi medik serta dokter umum.

MedicElle Clinic juga melayani pemeriksaan Laboratorium, Radiologi (Rontgen, USG dan Mammografi) serta terdapat layanan Farmasi dan One Day Care (Pembedahan dan Kemoterapi). Melibatkan dokter ahli dan pengalaman dengan teknologi modern dan berkualitas bagi pasien.

Narasumber :

dr. Septria Erlitarini Sp.A

Spesialis Anak MedicElle Clinic Surabaya