Konten Media Partner

Kisah Alfian, Tunanetra Anak Tukang Tambal Ban yang Sukses Raih Gelar S2

24 Desember 2024 7:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alfian Andhika Yudhistira. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Alfian Andhika Yudhistira. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Wisuda periode 245 Universitas Airlangga (Unair) menjadi momen mengharukan bagi wisudawan berkebutuhan khusus, Alfian Andhika Yudhistira. Alfian merupakan mahasiswa tunanetra pertama di Unair. Alfian lulus sebagai wisudawan S2 Kebijakan Publik, pada wisuda yang berlangsung di Airlangga Convention Center (ACC), Kampus MERR-C, pada Minggu (22/12) kemarin.
ADVERTISEMENT
Alfian mengucap syukur serta terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantunya menyelesaikan studi. Ia sangat merasa bahagia karena memiliki teman-teman yang selalu siap menolong.
“Meskipun saya tunanetra pertama, saya merasa diperlakukan baik sekali di Unair selama saya berkuliah. Saya jarang mendapat pendamping dari luar kelas karena teman-teman sekelas saya sudah bisa menjadi pendamping," tuturnya, Selasa (24/12).
Meski di tengah keterbatasan, Alfian memiliki tekad yang besar untuk menimba ilmu. Setelah menghadapi lika-liku yang panjang, ia menuntaskan studi magisternya. Ia berhasil menjadi anak pertama yang lulus S2 di keluarganya.
“Saya tunanetra satu-satunya di keluarga. Saya anak keempat, tapi yang pertama S2. Ibu saya ibu rumah tangga dan bapak saya tukang tambal ban, tetapi saya bangga menjadi bagian dari mereka,” ujar Alfian.
ADVERTISEMENT
Sebelum menempuh program magister Kebijakan Publik, Alfian merupakan mahasiswa S1 Program Studi Antropologi FISIP Unair. Dengan bidang ilmu yang ia pelajari dari S1 hingga S2, Alfian berharap dapat berkontribusi untuk Indonesia.
“Saya berterimakasih sudah diberi kesempatan untuk S1 Antropologi dan S2 Kebijakan Publik. Semoga dengan ilmu budaya dan kebijakan yang saya miliki, ke depan saya dapat berkontribusi lebih banyak untuk membuat Indonesia yang lebih inklusif," ujarnya.
Alfian mengungkapkan bahwa saat ini ia aktif menyebarkan isu tentang disabilitas di media sosial. Ia berharap kesadaran masyarakat terhadap kelompok berkebutuhan khusus dapat meningkat.
“Yang saya lakukan saat ini adalah bagaimana saya menularkan isu-isu disabilitas melalui sosial media dan itu harus dilakukan dengan bahagia. Disabilitas itu harus bahagia,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Alfian pun mengimbau kepada masyarakat untuk berkontribusi bagi negara. Menurutnya, dalam berkontribusi pada negara tidak masalah menggunakan cara yang berbeda, asalkan memiliki tujuan yang sama.
“Semoga kita bersama-sama menjadi insan yang excellent with morality dan bisa berkontribusi pada negara dengan apa yang kita miliki,” pungkas Alfian.