Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kisah Esti, Dirikan Sekolah Modeling Khusus Disabilitas karena Sang Putri
3 Mei 2023 9:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Keberhasilan sang putri, Desy Ramadhani Maghfiroh Ayu Putri atau yang akrab disapa Fira, menjadi seorang model skala nasional meski menyandang disabilitas tuna rungu, menginspirasi Esti Yuniarti mendirikan sekolah modeling khusus bagi anak-anak dan remaja penyandang disabilitas. Fira Modeling Disabilitas (FMD) didirikan Esti pada 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Esti menyatakan, tujuannya mendirikan FMD ini untuk memberikan wadah bagi anak penyandang disabilitas untuk tampil.
“Kadang kan ada orang tua yang masih malu menampilkan anaknya, tapi kalau ada wadah seperti ini bisa (tampil) bareng-bareng,” ujar Esti kepada Basra, Rabu (3/5).
Bersama sang putri, Esti mengajari anak-anak dan remaja disabilitas yang tergabung di FMD. Esti menuturkan, untuk mengajari anak-anak spesial seperti ini harus punya ekstra kesabaran dan keikhlasan.
“Memang butuh ketelatenan, kesabaran dan keikhlasan. Karena kalau kita tidak ikhlas dan hanya pura-pura di depan mereka, anak-anak itu tidak akan dekat dengan kita. Dia akan terasa,” ungkap Esti.
“Orang-orang yang ikhlas dan tulus pasti bisa dekat, tapi kalau yang tidak punya dua hal itu ya pasti jauh,” imbuh perempuan asal Surabaya ini.
ADVERTISEMENT
Esti tak menampik jika memiliki kendala dalam membimbing anak-anak disabilitas. Kendala itu biasanya berupa komunikasi.
“Kalau anak yang reguler atau umum, ada salahnya kita teriaki sudah bisa. Kalau yang spesial ini tidak bisa, kita harus nuntun satu-satu. Apalagi yang tuna rungu, kita harus ekstra,” tukasnya.
Esti mengaku, setiap anak-anak disabilitas yang mengikuti kelas modeling memiliki kemajuan yang baik dalam mengontrol gerak tubuhnya. Yakni, anak-anak diajarkan untuk melatih fokus. Bahkan, anak-anak yang awalnya pemalu, kini menjadi lebih percaya diri.
“Awalnya anak-anak memang agak sulit untuk diajarkan berjalan lurus dan ada yang lebih suka berjoget ketika mendengar musik. Ada yang lebih suka berjalan cepat hingga berlari. Alhamdulilah, setelah mengikuti kelas modeling, mereka bisa mengatur kecepatan berjalan dan membuat orang tua mereka kaget dengan perubahan anak-anaknya,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Esti lantas bercerita tentang sang putri yang penyandang tuna rungu namun mampu meraih prestasi yang membanggakan. Salah satunya kini Fira yang tercatat sebagai salah satu mahasiswi di perguruan tinggi negeri di Surabaya dikontrak oleh produk kecantikan ternama nasional.
“Dia waktu itu menang lomba di Jakarta dengan total peserta 250, dan Fira meraih juara ketiga. Bahkan itu bukan lomba khusus disabilitas loh. Fira satu-satunya peserta penyandang disabilitas,” kisah Esti.
Esti berharap, untuk anak-anak disabilitas nantinya juga bisa mempunyai masa depan yang lebih baik dan juga bisa mandiri.