Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kronologi Nakes di Surabaya Dilempari Kotoran Keluarga Pasien COVID-19
1 Oktober 2020 13:47 WIB
ADVERTISEMENT
Seorang tenaga kesehatan (nakes) di Surabaya harus mengalami tindakan kurang mengenakan saat hendak menjemput pasien positif COVID-19. Bagaimana tidak, Alat Pelindung Diri (APD) nakes tersebut dilumuri kotoran oleh keluarga pasien yang bersangkutan. Foto APD yang dilumuri kotoran tersebut pun viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi di Rusun Bandarejo, Sememi, Surabaya, pada tanggal 29 September.
"Jadi kronologinya, tanggal 23 September, Pemkot menggelar swab test di rusun tersebut. Kemudian hasilnya keluar 28 September," ujar Febri kepada Basra, Kamis (1/10).
Dari hasil tes swab tersebut, lanjut Febri, petugas Puskesmas lantas melakukan tracing atau pelacakan kepada pasien dengan inisial Mr X tersebut. Dan ternyata dia memiliki komorbid sehingga harus dibawa ke rumah sakit rujukan.
Saat nakes hendak menjemput Mr X inilah peristiwa tak terpuji tersebut terjadi. Keluarga, terutama istri dan anak keduanya, menolak pasien tersebut dievakuasi.
Saat petugas kesehatan hendak membawa Mr X menuju ambulans, anggota keluarga pasien yang menolak lantas melempari kotoran pada APD yang dikenakan nakes.
ADVERTISEMENT
Sementara itu nakes yang mengalami kejadian tak terpuji tersebut tak melakukan perlawanan sedikitpun.
"Keluarga tidak terima, terus lempar kotoran ke baju hazmat petugas," imbuh Febri.
Febri mengatakan Pemkot akhirnya melakukan mediasi antara Satgas COVID-19, pihak Kecamatan, dengan anak pertama pasien tersebut.
Karena sudah menemui kata sepakat, petugas pun akhirnya membawa pasien tersebut untuk dirawat di rumah sakit. Kini pasien tersebut sedang menjalani perawatan di RS BDH.
Dikatakan Febri, jika pada hari Rabu (30/9) kemarin seluruh keluarga pasien tersebut telah diswab.
Febri berharap kejadian tersebut tak terulang. Kesadaran bersama menjadi poin penting dalam situasi pandemi seperti sekarang.
"Ini demi kebaikan bersama, agar bisa terus memutus mata rantai penyakit ini," simpul Febri.
ADVERTISEMENT