Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Mengenal Fang Sheng, Ritual Melepas Ribuan Satwa yang Dilakukan Umat Buddha
16 Desember 2024 7:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Young Budhhist Association Indonesia (YBAI) berkolaborasi dengan Ecoton dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebun Raya Mangrove Surabaya menggelar ritual Fang Sheng dengan melepaskan ribuan jenis satwa di Wisata Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur. Hal ini dilakukan demi menjaga ekosistem hayati di kawasan mangrove terbesar di pulau Jawa dan juga untuk melestarikan ritual Fang Sheng yang merupakan salah satu tradisi agama Buddha.
ADVERTISEMENT
Saat itu, mereka beriringan menaiki kapal nelayan setempat untuk melepaskan ribuan satwa ke muara Mangrove Gunung Anyar. Mereka berharap dengan pelepasan ribuan satwa yang terancam dibunuh ini dapat hidup berbahagia.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Acara Ritual Fang Sheng dari Young Budhhist Association Fery Marianto menjelaskan bahwa ribuan satwa air yang dilepas itu di antaranya ikan gabus dan belut sebanyak 357,5 kilogram, kepiting 57,4 kilogram, biawak 109,5, sumpil 0,8 kilogram, dan juga bulus 4 ekor. Satwa-satwa itu berasal dari 182 donatur yang mendonasikan dananya hingga terkumpul sebesar Rp 111.794.073.
“YBAI juga mendukung program Ecoton dalam menjaring sampah dengan metode penerapan trashboom, agar sampah tidak mencemari laut dan termakan oleh hewan laut, sehingga makhluk hidup di laut bisa hidup lebih berbahagia. Makanya, 10 persen dari total donasi yang terkumpul dalam ritual Fang Sheng 2024 ini akan didonasikan untuk program ini,” kata Fery, Senin (16/12).
Ia meyakini bahwa ikan-ikan yang akan disembelih dan dikonsumsi itu sangat menderita. Makanya, dibebaskan ke lingkungan habitatnya. Tujuannya, agar ikan ini bisa melanjutkan hidup, berkembang biak dan memberi banyak manfaat kepada alam. Kegiatan ini merupakan salah satu ritual Agama Buddha yang dikenal dengan melepaskan makhluk hidup kembali ke alam bebas atau ke habitat aslinya.
ADVERTISEMENT
"Ritual ini dalam agama kami dikenal dengan Fang Sheng, yaitu kegiatan melepaskan satwa yang terancam dibunuh ke alam bebas agar kita sebagai manusia terhindar dari mara bahaya dan mendapatkan kebaikan karena menolong makhluk yang menderita," ujarnya.
Sementara itu, Dewan Pelindung Young Buddhist Association Indonesia YM. Bhikkhu Jayamedho Thera mengatakan Fang Sheng adalah lambang kasih sayang menjelang tahun baru.
Ia juga meminta semuanya untuk melihat ke belakang apa saja yang telah dilakukan, perbuatan bajik dan baik apa saja yang sudah dilakukan, terutama kepada dirinya sendiri, apakah sudah bisa melepaskan kemarahan, keirian, kedengkian, karena itulah yang lebih pokok.
"Kalau melepaskan binatang itu mudah, kalau punya duit, punya niat pasti bisa, tapi kalau melepaskan kebencian, kedengkian dan iri hati itu lebih berat lagi, oleh karena itu Fang Sheng ini punya makna fisikal dan spiritual, dan dua-duanya harus seimbang," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menilai kegiatan Fang Sheng kali ini lebih bagus lagi karena melepaskan satwa disesuaikan dengan ekologinya atau lingkungannya, sehingga kalau dilepas itu tidak mati dan kalau tidak dipancing orang itu akan terus tumbuh berkembang dan ini adalah sesuatu yang baik.
"Teruslah melakukan hal yang baik sehingga tahun depan kita bisa menghadapi tahun yang penuh harapan dan penuh tantangan dan kegigihan sehingga kita dapat memperoleh kebahagiaan, ketentraman dan kesejahteraan," pungkasnya.