Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Najelaa Shihab Beri 3 Pesan untuk Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
6 Februari 2022 13:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Mahasiswa dikenal sebagai agent of change, karena mereka merupakan penggerak perubahan ke arah yang lebih baik. Melalui pengetahuan, ide, dan keterampilan yang dimilikinya, mahasiswa bisa menjadi lokomotif kemajuan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Najelaa Shihab, inisiator Semua Murid Semua Guru (SMSG) berpesan kepada seluruh mahasiswa, pada bidang apapun yang akan mereka tekuni nantinya untuk selalu mengutamakan inovasi, kolaborasi, dan integrasi.
“Jangan mengaku penggerak kalau tidak berinovasi. Inovasinya tidak harus penemuan lalu mendapatkan hadiah nobel atau sejenisnya. (Melainkan) praktik baik yang kita lakukan setiap hari yang kemudian bisa dibuktikan berhasil mengubah keadaan," ucapnya dalam acara Program Kampus Merdeka di Kampus SMSG, Minggu (6/2).
Najelaa menuturkan, menjadi inovator khususnya pada ekosistem pendidikan biasanya akan membuat diri merasa kesepian. Pasalnya sulit mengajak orang lain untuk berubah bahkan seringkali mendapat rundungan. Untuk itu, pentingnya saling menguatkan satu sama lain.
Selain inovasi, Ia juga menjelaskan betapa pentingnya kolaborasi. Hal yang sepertinya mudah untuk dilakukan namun tetap membutuhkan refleksi setiap saat.
ADVERTISEMENT
“Butuh waktu banget untuk kita jadi ahli dalam kolaborasi. Evaluasi diri sendiri. Apa saja yang mudah buat saya dalam kolaborasi? (Misalnya) ternyata saya sudah bagus kemampuan komunikasi saya. Lalu apa tantangannya? (Contohnya) ternyata sebagai kolaborator saya masih kesulitan mengikuti deadline kelompok yang ketat,” jelasnya.
Najelaa mengungkapkan bahwa tidak ada satupun komunitas atau organisasi yang bisa secara mandiri menuntaskan permasalahan di Indonesia.
Sehingga membutuhkan integrasi multi interdisciplinary yang seharusnya sudah menjadi cara berpikir para penggerak.
Dalam kesempatan yang sama, Aditya Wicaksono, mahasiswa Universitas Negeri Malang, yang selama lima bulan terakhir berproses di Yayasan Guru Belajar (YGB) memilih untuk menjadi penulis cerita.
Ia mendapatkan modul pedagogi pada awal magang dan menerima kompetensi spesifik sesuai posisinya tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sebagai intern kita tidak diperlakukan seperti intern karena diberi kepercayaan untuk terlibat langsung dalam project. Kita juga diberi kesempatan untuk mandiri,“ ungkapnya.
Aditya mengaku mendapatkan banyak cerita dan inovasi guru yang belum pernah Ia bayangkan sebelumnya. Ia baru menyadari bahwa pendidikan adalah ekosistem yang luas. Bahkan melalui magang ini Ia mendapatkan inspirasi untuk membuat proposal penelitian.
“Untuk projectnya, kami (semua mahasiswa magang di tiga posisi) berhasil membuat modul pembelajaran. Sebenarnya sulit karena semua komunikasi dilakukan secara online. Namun akhirnya semua terselesaikan dengan baik tentu dengan bimbingan para mentor di YGB,” pungkasnya.