Konten Media Partner

Obat COVID-19 Buatan Unair Diserahkan ke Kimia Farma untuk Transfer Teknologi

17 November 2021 8:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Selain melakukan penelitian terkait Vaksin Merah Putih, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya juga mengembangkan dua obat untuk COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kedua obat tersebut adalah obat kombinasi dari antivirus yang sudah beredar, dan obat tunggal dari hasil riset tim peneliti Unair yang bekerjasama dengan Kimia Farma.
Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih selaku Koordinator Produk Riset COVID-19 Unair, mengungkapkan, jika obat kombinasi telah mendapatkan kombinasi terbaik dari obat-obat antivirus.
"Untuk obat kombinasi, Dokter Purwanti sudah mendapatkan kombinasi terbaik dari obat-obat antivirus itu. Nah, yang kedua ini adalah obat tunggal. Single komponen yang inovasinya dari teman-teman riset grup organik," ungkap Prof. Nyoman, Rabu (17//11).
Prof. Nyoman menuturkan, pembuatan obat tunggal untuk COVID-19 ini dilakukan setelah timnya mempelajari tentang enzim.
"Jadi waktu itu dari 120 komponen ditemukan 5 komponen yang punya peluang bagus. Dari 5 komponen itu kita seleksi lagi, hasilnya 2 yang bagus. Lalu kita lakukan uji tantang, ditemukan satu yang paling bagus, kita kasih kode Unair 3," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, obat COVID-19 dengan kode Unair 3 telah diserahkan ke Kimia Farma untuk dilakukan transfer teknologi. Bahkan pihak Kimia Farma juga tengah melakukan proses pembuatan obat tersebut sesuai standar yang telah ditetapkan.
Prof. Nyoman juga mengatakan, jika mengikuti timeline dan proses transfer teknologi berjalan dengan baik, obat tunggal COVID-19 ini bisa diproduksi pada akhir tahun 2022 mendatang.
"Mereka (Kimia Farma) juga akan melakukan uji pre klinis dan klinis obat tersebut dengan laboratorium yang berstandar. Karena kami tidak punya fasilitas tersebut, maka saat ini sedang dilakukan transfer teknologi. Mudah-mudahan ini bisa single komponen inovasi ya. Jadi bisa untuk antisipasi di masa yang akan datang," pungkasnya.