Konten Media Partner

Pakar Unair sebut Varian MU Kebal dari Antibodi

21 September 2021 12:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Mutasi SARS-CoV-2 memunculkan varian baru bernama Varian MU yang kabarnya mampu menghindari antibodi. Varian yang pertama kali muncul di Kolombia pada Januari 2021 itu kini telah menyebar luas di Amerika Selatan dan 46 negara lain di dunia.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Pakar Imunologi Universitas Airlangga Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dr., M.Si, M.Ked.Klin, SpMK, menuturkan, Varian MU dilaporkan memiliki kekebalan terhadap antibodi dari plasma konvalesen atau dari serum penderita.
“Ini menunjukkan bahwa dia (Varian MU) mampu melakukan escape dari antibodi,” ucapnya, Selasa (21/9).
Terkait karakteristik Varian MU, Dr. Agung menyebut jika varian tersebut disebut mirip dengan pendahulunya, yakni Varian Beta. Namun jika dilihat dari pemetaan geografisnya, Varian MU muncul pada area Varian Gama dan Lambda. Sehingga kemungkinan ketiganya memiliki kemiripan sifat.
Mengenai mutasi SARS-CoV-2, Agung menuturkan, virus yang menyebar secara natural bisa mengalami mutasi. Proses mutasi dapat terjadi secara acak maupun pada daerah-daerah tertentu.
Misalnya jika terjadi mutasi pada daerah spike, titik tangkap antibodi, maka dapat dilakukan pemeriksaan. Apakah antibodi mampu menempel pada daerah tersebut atau tidak. Jika mutasi menghasilkan protein baru atau peptida yang berbeda, antibodi akan sulit untuk menempel pada daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Inilah kenapa beberapa varian yang mengalami varian pada spike, tidak mampu ditempeli oleh antibodi. Sehingga ini yang dinyatakan mampu menghindar terhadap antibodi yang didapatkan dari pasien,” jelas Dr. Agung.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan Varian Delta, Varian MU memang lebih lemah. Berdasarkan penggolongan dari WHO, Varian MU termasuk dalam kategori VOI atau Variant of Interest. Sedangkan Varian Delta termasuk VOC atau Variant of Concern.
“Dari tingkatannya saja menunjukkan Varian Delta lebih kuat dan hebat dari Varian MU,” tambahnya.
Guna mencegah agar Varian MU tidak masuk ke Indonesia, Dr. Agung menyebut, upaya pencegahan harus selalu dilakukan dengan ketat.
Pertama, pencegahan untuk individu dengan 5M. Yakni Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Mengurangi Mobilitas, dan Menghindari Kerumunan.
ADVERTISEMENT
Kedua, jika terjadi lonjakan kasus pada pada skala lokal seperti kota, maka perlu dilakukan isolasi atau PPKM. “Dibatasi keluar masuknya orang, supaya tidak menyebar seperti pada lonjakan kasus kedua,” ungkapnya.
Sedangkan pada skala yang lebih besar, diperlukan rangkaian pencegahan yang lebih besar. Yakni dengan screening dan karantina bagi warga asing yang hendak masuk ke Indonesia seperti pekerja imigran.
“Karantina dan identifikasi atau tracing itu harus super ketat. Supaya kita tahu mereka tidak membawa varian-varian baru dan bisa menyebar ke Indonesia,” pungkasnya.