Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Penting Tapi Banyak Perempuan Malas Periksa Payudara, Ini Sebabnya
28 Oktober 2024 8:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kanker payudara masih menjadi momok tersendiri bagi perempuan di Indonesia. Pasalnya, penyakit ini masih menjadi kanker pembunuh nomor satu di Indonesia. Meski demikian tingkat kesadaran perempuan di Indonesia tak terkecuali di Surabaya untuk melakukan deteksi dini masih cukup rendah.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap perempuan di Indonesia termasuk di Surabaya untuk mau memeriksa payudara secara dini untuk mendeteksi kanker payudara sejak awal. Sehingga ketika kanker payudara bisa terdeteksi sejak dini, bisa sembuh dengan baik dan usia (pasien) bisa panjang," terang dr. Arga Patrianagara, Sp.B., Subsp.Onk (K), Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Onkologi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya, kepada Basra, di sela kegiatan Bulan Peduli Kanker Payudara, (27/10).
Arga melanjutkan, memeriksa payudara secara dini kian menjadi hal yang penting dilakukan mengingat usia penderita kanker payudara sudah bergeser pada usia muda.
"Kalau dulu kanker payudara banyak ditemukan pada (perempuan) usia di atas 50 tahun. Tapi sekarang banyak yang usia 40 tahun ke bawah sudah (mengidap) kanker payudara," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kita memang belum tahu ya (penyebab pastinya), tapi sudah pasti karena gaya hidup hingga polusi. Maka dari itu di usia muda harus sudah rajin memeriksa payudara," imbuhnya.
Arga menuturkan, periksa payudara bisa dilakukan sendiri melalui SADARI setiap bulannya tepatnya setelah menstruasi.
Arga menyayangkan masih banyak perempuan di Indonesia yang kurang peduli akan kondisi kesehatan payudaranya. Mereka baru akan datang memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami nyeri atau sakit.
"Padahal kanker payudara itu nggak ada keluhan (nyeri) sampai dengan stadium akhir. Kan sudah terlambat penanganannya kalau sudah stadium akhir baru ditemukan," tukasnya.