Konten Media Partner

Perankan Tokoh Kalis Mardiasih, Febby Harus Belajar Bahasa Jawa 3 Bulan

6 September 2024 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Febby Rastanty (kanan). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Febby Rastanty (kanan). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Aktris Febby Rastanty menunjukkan kualitas aktingnya di film terbarunya, Seni Memahami Kekasih. Dalam film ini, aktris kelahiran Jakarta 28 silam ini memerankan tokoh Kalis Mardiasih, seorang perempuan Jawa dengan cara bicara yang ceplas-ceplos.
ADVERTISEMENT
"Aku kan nggak bisa bahasa Jawa, apalagi yang medhok banget seperti gaya bicara mbak Kalis," ujar Febby, saat ditemui Basra disela roadshow film Seni Memahami Kekasih, di Surabaya, Jumat (6/9).
Febby menuturkan, selain terlahir bukan dari keluarga Jawa, lingkungan keseharian Febby juga tak bersinggungan dengan orang-orang Jawa. Di sinilah tantangan memerankan tokoh Kalis dirasakan Febby.
"Dari segi bahasa aku memang bukan orang Jawa dan tidak pernah terbiasa besar dengan lingkungan fasih berbahasa Jawa. Kurang aware dengan kosakata Jawa," terangnya.
Demi bisa memerankan tokoh Kalis yang telah dipercayakan kepadanya, Febby pun rela belajar bahasa Jawa secara khusus. Ini dilakukan Febby selama kurang lebih 3 bulan.
Fabby mengaku beruntung dikelilingi orang-orang yang membantunya memperlancar dialog bahasa Jawa. Lokasi syuting yang dilakukan di Yogyakarta, juga turut membantu Febby lancar berbahasa Jawa.
ADVERTISEMENT
“Proses reading sampai tiga minggu, dilanjut di Yogyakarta berusaha ngomong bahasa Jawa biar lebih luwes. Semua dialog di naskah dibedah cara ngomongnya, penekanannya, biar lebih enak, ngobrol gitu aku rekam,” tuturnya.
Film Seni Memahami Kekasih kini sedang tayang di bioskop. Selain Febby Rastanty, film ini juga dibintangi oleh Elang El Gibran, Sisca Saras, Devina Aureel, Desy Genoveva, serta komika Yusril Fahriza dan Beni Siregar.
Film ini diadaptasi dari buku Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih karya Agus Mulyadi, yang menceritakan perjalanan cinta penulis tersebut hingga bertemu dengan Kalis Mardiasih, seorang penulis dan aktivis yang aktif dalam isu-isu perempuan dan sosial.