Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Pre Eklampsia, Penyebab Kematian Terbanyak Ibu Hamil di Indonesia
28 Februari 2023 16:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kematian Ibu masih menjadi masalah di berbagai dunia, termasuk Indonesia. Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia terjadi akibat hipertensi/pre eklamsia/eklamsia, perdarahan, dan infeksi. Hipertensi dalam kehamilan menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia. Hal ini seperti diungkapkan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof. Dr. Budi Santoso, dr. SpOG(K).
ADVERTISEMENT
"Angka kematian ibu penyumbang yang terbesar adalah hipertensi dalam kehamilan dengan eklamsia, bereklamsia berat," ujarnya disela acara workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal pada 6 kabupaten/kota di Jawa Timur dan Kalimantan Timur, Selasa (28/2).
Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Kondisi ini biasanya terjadi ketika usia kehamilan mencapai 20 minggu. Oleh karena itu, ibu hamil harus waspada dan tetap menjaga kesehatan tubuh agar tidak terjadi komplikasi.
Agar ibu hamil tidak mengalami pre eklampsia maka diperlukan deteksi dini yang dapat dilakukan di fasilitas layanan kesehatan.
M Ardian CL, dr., SpOG. Subsp. Obginsos., M.Kes, Manajer Pelayanan Medis Rumah Sakit Universitas Airlangga menegaskan jika setiap kehamilan berisiko.
ADVERTISEMENT
"Yang bisa dilakukan adalah deteksi dini. Dari nakes akan memberikan tata laksana selanjutnya," ujarnya saat dijumpai dalam kesempatan yang sama.
Ardian mengungkapkan untuk menekan angka kematian ibu hamil saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meningkatkan lagi deteksi resiko pada kehamilan.
"Ini bisa dilihat pada lembaran di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ada pencatat skor terkait kondisi pre eklampsia pada ibu hamil. Sehingga pasien tidak jatuh pada kondisi yang berat," tukasnya.