Konten Media Partner

Santri di Kediri Tewas Dianiaya Senior, Pakar Anak Soroti Ini

28 Februari 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perundungan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perundungan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Meninggalnya Bintang Balqis Maulana (14), salah satu santri Pondok Pesantren (Ponpes) PPTQ Al Hanifiyyah di Mojo, Kediri, Jawa Timur, cukup menghebohkan publik. Pasalnya, Bintang meninggal dunia usai dianiaya seniornya.
ADVERTISEMENT
Pakar anak UM Surabaya Holy Ichda Wahyuni mengatakan, keberadaan pesantren secara historis memiliki peranan besar bagi dunia pendidikan di tanah air. Pesantren adalah pelopor pendidikan masyarakat bahkan sejak zaman kolonial. Pada penanaman nilai religiusitas, etika dan moral, pesantren adalah majelis yang strategis untuk menjalankan peranan itu.
Namun, masyarakat cukup terpukul dengan maraknya berita perundungan di lingkungan pesantren, bahkan kerap berujung pada jatuhnya korban jiwa. Dalam keterangannya, Holy memberikan beberapa catatan.
Pertama, pihak pemerintah atau dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) atau yang berwenang, seharusnya lebih teliti dalam hal melakukan pembinaan pesantren beserta perizinannya.
“Termasuk pengaturan sistem pendidikan yang lebih ajeg, sebab baru-baru ini ketika riset di lingkungan pesantren Jawa Timur, masih terdapat keluhan pengurus yang ingin mendapatkan keajegan sistem tata laksana untuk pondok pesantren,” ujar Holy dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Rabu (28/2).
ADVERTISEMENT
Kedua, perlunya mengubah habitus dalam ajang orientasi santri baru, dengan konsep acara yang lebih fun, tidak ada perpeloncoan yang berujung pada dominasi dan praktik kekerasan oleh relasi senioritas.
“Ketiga, pesantren penting sekali adanya ruang aduan santri, dengan pengoptimalan peranan guru konseling,” imbuh Holy.
Keempat, kecepatan dan kepekaan pihak pesantren dalam menyikapi persoalan santri.
Holy menegaskan, yang paling penting adalah paradigma dan persepsi yang harus dibangun oleh semua sivitas pesantren, bahwa tidak ada normalisasi bagi sebuah bullying berkedok gurauan.
“Bagi orang tua, sikap peka itu juga sangat penting, apa pun aduan dan keluhan permasalahan anak, seyogyanya dapat direspons dengan bijak, memberikan kepercayaan pada setiap cerita anak adalah hal yang sangat penting,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT