Konten Media Partner

Santri di Kediri Tewas Usai Dianiaya Senior, Kemenag Jatim Ungkap Fakta Ini

27 Februari 2024 14:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penganiayaan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penganiayaan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Nasib tragis dialami Bintang Balqis Maulana (14). Remaja asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ini tewas dianiaya. Bintang tewas dianiaya seniornya di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kota Kediri. Terkait musibah ini Kementerian Agama (Kemenag) Jatim buka suara.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya ingin meluruskan bahwa lokasi kejadian (penganiayaan) di ponpes Al Hanifiyah bukan di ponpes Al-Ishlahiyah (seperti yang diberitakan). Kedua ponpes ini memang berdekatan," ujar Kepala Bidang Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kemenag Jatim M. As'adul Anam, saat dihubungi Basra, Selasa (27/2).
As'adul melanjutkan, korban merupakan santri di ponpes Al Hanifiyah hanya saja sekolahnya di ponpes Al-Ishahiyah. Al Hanifiyah sendiri merupakan ponpes yang baru berdiri dan belum memiliki izin operasional.
"Ponpes yang baru merintis ya. Jadi korban (Bintang) sekolahnya di Al Ishlahiyah tapi tidurnya di Al Hanifiyah," imbuhnya.
Dalam kejadian tersebut pihak kepolisian telah menangkap 4 senior ponpes yang diduga pelaku penganiayaan. Yang membuat miris, salah satu dari 4 tersangka tersebut merupakan kakak sepupu korban.
ADVERTISEMENT
"Kakak sepupunya itu yang juga melaporkan ke pengurus ponpes perihal meninggalnya korban dengan laporan jatuh di kamar mandi. Dia juga yang membawa korban ke rumah sakit," jelasnya.
As'adul mengungkapkan peristiwa meninggalnya Bintang dilaporkan ke pengurus ponpes pada hari Sabtu (24/2) pagi sekitar jam 9. Sedangkan sebelumnya tepatnya pukul 3 dini hari korban dilarikan ke rumah sakit. Namun korban belum sempat mendapatkan penanganan karena sudah meninggal dunia.
Jenazah korban lantas diantar pengurus ponpes ke kampung halamannya di Banyuwangi. Di sinilah kejadian penganiayaan itu terkuak.
"Ada bercak darah di kafan. Keluarga lantas meminta kain kafan dibuka, baru ketahuan kondisi korban yang banyak lebam. Pengurus ponpes juga baru mengetahui saat itu," tukasnya.
Terkait motif penganiayaan tersebut, As'adul menuturkan jika masih dalam proses penyelidikan Polres Kota Kediri.
ADVERTISEMENT
"Motif (penganiayaan) masih dalam pengusutan polisi," tandasnya.