Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Segera Tayang di Bioskop, Film Hati Suhita Angkat Romansa di Pesantren Modern
12 Mei 2023 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sukses dengan novelnya hingga menjadi best seller, Hati Suhita diangkat ke layar bioskop. Berlatar belakang kehidupan di pondok pesantren (ponpes) modern, Hati Suhita menampilkan kisah perjodohan yang terjadi di dalam ponpes.
ADVERTISEMENT
Penulis skenario film Hati Suhita, Alim Sudio mengungkapkan, pertama ditawari untuk mengadaptasi kisah Hati Suhita, dirinya sempat ragu.
"Sempat ragu dengan premis yang ditawarkan oleh Pak Parwez (produser Starvision). Terdengar klise dan “bukankah sudah ada kisah yang sama seperti ini?” tapi saya diyakinkan untuk mencoba membaca buku karya Ning khilma Anis dulu, sebelum memutuskan," ujarnya saat meet and greet di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jumat (12/5).
“Karena bukunya sangat kaya akan pemahaman kultur pesantren dan Jawa. Hati Suhita adalah hati siapa pun yang menjadi pemimpin, yang merasakan tugasnya hadir di dunia ini, bukan hanya untuk berumah tangga dan beranak pinak tapi juga turut berperan membangun negeri ini. Pilihan hidup yang dilematis seringkali terjadi dan bagaimana kita bijak menghadapi, dan memenangkan peperangan itu sendiri,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Penulis Novel Hati Suhita, Khilma Anis mengungkapkan, bahwa barangkali dia termasuk penulis yang paling beruntung di dunia, lahir dan besar di pesantren, menulis tentang kehidupan pesantren dan perempuan Jawa yang sederhana, tapi karyanya dialihvisualkan dengan begitu 'megah' oleh Starvision.
"Saya termasuk penulis yang paling beruntung di dunia; Starvision benar-benar memberikan semua yang terbaik untuk karya saya. Dipilihkan seorang sutradara, Mas Archie Hekagery yang penuh integritas sekaligus selalu mengakomodir keinginan saya sebagai penulis," tukasnya.
“Saya tahu, membuat film yang mengangkat karakter perempuan Jawa dengan suasana yang modern dan menyenangkan, tentu tidak mudah. Bagi saya pribadi, selama ini film-film tentang perempuan Jawa identik dengan suasana klasik. Film-film dengan suasana pesantren, identik dengan suasana sakral dan kaku. Tapi di film Hati Suhita semuanya terasa menyenangkan. Penonton benar-benar akan dimanjakan oleh gambaran visual dan alunan kisahnya,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wakil Rektor 1 Unusa, Prof. Kacung Maridjan, Ph.D., mengungkapkan, bahwa Hati Suhita merupakan salah satu karya sastra Khilma Anis yang menarasikan perempuan, dan menggiring pembaca kepada kemegahan pesantren dengan hiruk-pikuk domestifikasi rumah tangga. Penulis juga berkisah tentang bagaimana relasi pesantren dengan dunia luar yang dipotret secara apik melalui hadirnya aktivis perempuan, Ratna Rengganis.
“Novel ini membicarakan kekuatan cinta, relasi laki-laki dengan perempuan dalam kehidupan pesantren modern, juga pesantren dengan transformasi pengembangannya. Sehingga dapat dijadikan Sebagian visualisasi kondisi di Pondok Pesantren saat ini,” tandasnya.
Dijadwalkan tayang tanggal 25 Mei, film Hati Suhita mengangkat kisah Suhita (diperankan Nadya Arina), Gus Biru (Omar Daniel), dan Rengganis (Anggika Bolsterli), menampilkan kisah perjodohan dalam dunia pesantren dengan segala macam dinamikanya.
ADVERTISEMENT