Konten Media Partner

Siswa di Surabaya Ajak Warga Berdonasi Lewat Jas Hujan Batik

5 Juli 2022 14:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Kemiskinan masih menjadi salah satu ancaman terbesar di seluruh belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk miskin terbanyak yakni Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menunjukan, jumlah penduduk miskin di provinsi tersebut sebanyak 503.140 penduduk atau 12,8 persen dari total penduduk.
Berlatar belakang hal itu, dua siswa dari Elyon Christian School (ECS) Surabaya mengagas sebuah ide guna mengatasi masalah tersebut.
Ide bernama Pochary (Poverty Charity) ini merupakan gagasan Candice Carissa Sutedjo (kelas 7), dan Wilbert Suryajaya Lim (kelas 8).
"Jadi gagasan yang kami buat ini merupakan sebuah aplikasi dimana kita bisa belajar lebih tetntang Yogyakarta dan bisa berdonasi untuk membantu masyarakat miskin di daerah tersebut," kata Carissa pada Basra, Selasa (5/7).
Dalam aplikasi buatannya, nantinya masyarakat bisa mengetahui lebih banyak terkait Yogyakarta. Seperti kuliner khas di sana, hingga beragam tempat wisata.
ADVERTISEMENT
"Lalu kita juga kenalkan produk jas hujan batik yang bisa dibeli kleh masyarakat. Kenapa kok batik, karena Yogyakarta kan juga terkenal dengan kain batiknya jadi kita ingin kenalkan itu. Apalagi kalau ke sana (Yogyakarta) kan kebanyakan orang menggunakan jas hujan plastik. Jadi ini sebagai salah satu cara kita mengenalkan batik dan mengurangi plastik," jelasnya.
Carissa mengaku, nantinya hasil seluruh penjualan jas hujan akan diberikan sepenuhnya kepada warga yang membutuhkan. "Semuanya untuk berdonasi, kita enggak ambil profit. Semuamya untuk Yogyakarta," tambahnya.
Ke depan, ia dan tim akan terus mengembangkan aplikasi ini dan segera merealisasikannya.
"Karena ini masih dalam tahap prototipe. Kita berharap ide ini bisa membantu mengatasi masalah kemiskinan yang ada, dan mmengenalkan Yogyakarta ke masyarakat luas dan mancanegara. Tentunya ke depan pasti akan kita kembangkan ke daerah lain, dan kita buat metaverse," pungkasnya.
ADVERTISEMENT