Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Tak Lagi Punya Anak dan Suami, Dua Nenek Ini Putuskan Tinggal di Panti Wreda
22 Desember 2022 6:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Nenek Sri Kusnaeni (78 tahun) dan Yuli Herawati (76 tahun) adalah dua sahabat yang bertemu di panti wreda. Kondisi keduanya sama, tak memiliki anak dan suami. Selama lima tahun terakhir, saat keduanya tak lagi memiliki suami dan anak, mereka diantar tetangga dan pihak kelurahan ke Griya Werdha Jambangan, Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Ada keluarga di Surabaya, adik sama kakak. Tapi tidak ada suami dan anak," ujar nenek Yuli saat ditemui Basra di UPTD Liponsos Kalijudan, Rabu (21/12).
Nenek Yuli mengaku awal mula menjadi penghuni panti jompo karena diantar oleh pihak kelurahan tempat tinggalnya. Nenek Yuli dianggap sebagai lansia tanpa keluarga karena tidak memiliki anak dan suami.
"Di antar sama kelurahan. Awalnya di antar ke Medokan, lalu dipindah ke Jambangan. Karena (Jambangan) penuh, dipindah ke sini (UPTD Liponsos Kalijudan," tuturnya.
Nenek Yuli tak keberatan di antar ke panti jompo. Pasalnya, nenek Yuli tak ingin merepotkan keluarganya. "Mungkin lebih baik saya tinggal di sini, tidak merepotkan siapapun," lirihnya.
Meski mengaku betah tinggal di panti jompo, nenek Yuli tak memungkiri kalau dirinya rindu pada saudaranya. Bahkan dia mengaku akan berbahagia andai ada keluarganya yang mau mengajaknya tinggal bersama.
ADVERTISEMENT
"Di sini memang enak, semua tersedia. Tapi saya senang kalau diajak tinggal bareng keluarga. Merasakan tinggal bersama keluarga besar pasti menyenangkan," harapnya.
Nenek Sri Datang ke Panti Wreda Diantar Tetangga
Di usianya yang tak lagi enerjik, Nenek Sri menerima kenyataan kalau dirinya kini tinggal sendiri. Seperti halnya nenek Yuli yang tak punya suami dan anak, keadaan nenek Sri juga sama.
"Saya diantar tetangga. Tadinya saya nanya-nanya ke tetangga soal dinas sosial dan dia berbaik hati mengantarkan saya ke Medokan. Kemudian saya dipindah ke Jambangan," kisahnya.
Menurut nenek Sri, ia masih memiliki keluarga. "Ada keluarga, tapi saya tidak ingin merepotkan mereka. Mungkin lebih baik saya tinggal di sini," kenangnya.
Bahkan sampai sebelum pandemi COVID-19, nenek Sri mengaku sesekali masih dijenguk keluarganya.
ADVERTISEMENT
"Tapi sejak corona sudah enggak ada yang jenguk. Katanya susah jenguk kalau pada corona. Sampai sekarang belum ada yang jenguk," tuturnya.
Kini nenek Yuli dan nenek Sri mengisi hari-harinya dengan memperbanyak ibadah. "Kita kalau malam tahajud bareng, paginya ada salat Dhuha. Alhamdulillah, kita ibadah sebaik-baiknya," simpul nenek Sri.