Konten Media Partner

Trik Cepat Membedakan Tahi Lalat Jinak dan Ganas Lewat ABCDE

28 Juni 2022 5:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tahi lalat. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tahi lalat. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hampir semua orang memiliki tahi lalat di bagian tubuhnya. Tahi lalat yang muncul di permukaan kulit seringkali memang tidak berbahaya. Namun, kita juga perlu waspada terhadap beberapa tahi lalat yang masuk golongan ganas.
ADVERTISEMENT
Dr. Irmadita Citrashanty, SpKK, Direktur Marketing Surabaya Skin Centre (SSC) memberikan cara mudah membedakan tahi lalat ganas dan tahi lalat jinak.
"Untuk membedakan tahi lalat jinak dan tahi lalat ganas itu ada istilah ABCDE," ujarnya kepada Basra, (27/6).
Asimetris. Tahi lalat umumnya berbentuk simetris, atau jika dibelah dua maka bentuk tahi lalat itu akan sama, baik bentuk bulatan maupun lonjong. Sebaliknya, jika bentuknya tidak rata, maka bisa mencurigainya sebagai tahi lalat ganas.
Border atau batas, biasanya tahi lalat jinak cenderung memiliki batas yang tegas antara kulit normal yang sehat dengan tahi lalat. Tapi jika bentuk batasannya seperti gradasi, maka curigailah itu tahi lalat ganas.
Color (warna). Tahi lalat yang berwarna hitam dan pekat adalah hal yang normal. Ciri yang patut dicurigai dalam tahi lalat terdiri dari warna yang campur. Jadi tidak berwarna hitam semua ataupun cokelat semua, tapi agak cokelat, agak hitam, agak kebiruan.
ADVERTISEMENT
Diameter (ukuran tahi lalat). Biasanya tahi lalat yang jinak ukurannya lebih kecil dari 6 milimeter. Tapi jika ukuran diameternya melebihi itu, tidak ada salahnya Anda curiga.
Evolusi (perubahan). Perhatikan apakah tahi lalat tersebut berubah atau tidak. Misalnya tambah besar secara progresif, mudah berdarah, maka harus berhati-hati karena ada kemungkinan itu adalah tahi lalat yang ganas.
"Untuk diagnosis pasti sebaiknya diperiksakan ke dokter SPKK (spesialis kulit dan kelamin) karena biasanya dokter SPKK akan melakukan pemeriksaan dermoskopi," jelas Irma.
Pemeriksaan dermoskopi, lanjut Irma, dilakukan melalui alat semacam kaca pembesar untuk memastikan kecenderungan tahi lalat ke arah keganasan atau tidak.
"Tapi dermoskopi ini bukan pemeriksaan pasti. Kalau ada kecurigaan ke arah keganasan baru akan dilakukan tindakan biopsi kulit," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Tindakan biopsi kulit, kata Irma, bisa memastikan tahi lalat menjadi ganas atau tidak.
Tahi lalat bisa menjadi ganas dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya faktor eksternal yakni paparan sinar matahari secara terus menerus dan pasien tidak pernah memakai tabir surya.
"Atau tahi lalat yang sudah ada sejak lahir dan berada pada area yang perlu dilakukan radioterapi. Nah tindakan radioterapi ini bisa merubah tahi lalat jinak menjadi ganas," tandasnya.