Konten Media Partner

Waspada Jajanan Pakai Nitrogen Cair, Bisa Sebabkan Leidenfrost

6 Januari 2023 15:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengeluarkan imbauan resmi pada seluruh Dinas Kesehatan (Dinkes) baik di Provinsi, Kabupaten/Kota untuk mewaspadai temuan kasus keracunan chiki berasap nitrogen atau 'chiki ngebul'.
ADVERTISEMENT
Imbaun tersebut dikeluarkan, seiring ditemukannya 7 kasus anak di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang mengalami keracunan usai mengkonsumsi chiki ngebul.
Bahkan satu anak di antara 7 kasus itu harus dilarikan ke rumah sakit untuk dioperasi, karena mengalami nyeri perut mendadak dan perutnya membesar.
Lantas, bagaimana nitrogen bisa mengganggu kesehatan organ tubuh?
Menjawab hal, dr. Jefman Efendi Marzuki HY, Sp.F.K. mengatakan, nitrogen merupakan substansi normal yang ada di makanan, terutama pada makanan yang high protein seperti daging dan seafood.
"Nitrogen itu banyak di makanan tinggi protein. Masuk dalam tubuh pun normal. Yang jadi masalah dalam kasus ini adalah (chiki ngebul) karena nitrogennya dalam bentuk cair, yang mana nitrogen cair memiliki suhu yang sangat rendah," ucap dr. Jefman ketika dihubungi Basra, Jumat (6/1).
ADVERTISEMENT
Dokter spesialis Farmakologi Klinik ini mengungkapkan, jika nitrogen sebenarnya tidak meracuni. Tetapi, pada nitrogen cair yang mempunyai kondisi suhu yang sangat rendah, bisa melukai mukosa.
"Ketika kita makan sesuatu yang suhunya sangat rendah, suhu rendah ini dapat melukai mukosa. Jadi sebenarnya, yang terjadi sama anak-anak ini kemungkinan adalah hipotermal injury. Potensinya dapat terjadi pada lambung dan juga usus," jelasnya.
"Karena beberapa laporan di luar negeri, penggunaan nitrogen cair sering menyebabkan luka pada lambung," tambahnya.
Namun, kejadian seperti ini jarang dilaporkan terjadi pada mukosa mulut, hal ini dimungkinkan karena fenomena Leidenfrost. “Bila nitrogen cair tersebut bertahan cukup lama di mulut, maka perlukaan pun dapat terjadi pada mukosa mulut.” terangnya.
dr. Jefman menjelaskan, proses Leidenfrost tersebut hanya berlangsung dalam waktu yang cukup singkat. Menurutnya, seseorang yang mengalami hipotermal injury hal pertama kali yang terjadi adalah dia akan mengalami kemerahan pada 24 jam pertama.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, akan ada benjolan berisi air, dan lama-lama benjolan tersebut berkembang dan cairannya menumpuk, sampai akhirnya dapat menyebabkan mukosa menghitam (nekrosis) akibat kekurangan asupan darah atau bahkan merusak mukosa yang cukup signifikan.
Terkait adanya mual dan muntah pada kasus saat ini, dr. Jefman menyebut biasanya hal itu merupakan respons tubuh jika terjadi sesuatu di saluran cerna.
"Itu respons normal tubuh. Mungkin juga itu salah satu gejala dari perlukaan dari saluran cerna tadi," ungkapnya.
Guna mencegah hal itu kembali terjadi, dr. Jefman menghimbau masyarakat agar menghindari makanan yang berpotensi menyebabkan cedera.
"Sebaiknya dihindari dulu. Karena ini kan makanan yang berpotensi menyebabkan cedera, karena mengandung nitrogen cair. Misalnya ada anak-anak pasca makan makanan yang mengandung nitrogen cair, lalu anaknya mengalami tanda kemerahan itu harus sudah bisa aware. Itu bisa dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut," tukasnya.
ADVERTISEMENT