Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kopi Lurah: Rekomendasi Tempat Nongkrong Unik dan Asik di Sidokarto
11 Desember 2022 17:47 WIB
Tulisan dari Wafa Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan. Itulah sepenggal sajak yang ditulis oleh penyair Joko Pinurbo. Agaknya ada benarnya, karena banyaknya jumlah angkringan yang bertebaran di Yogyakarta. Sebagai orang yang suka pergi berkumpul di tempat nongkrong, kehadiran angkringan ini sangat berarti bagi saya. Apalagi kini banyak angkringan yang dimodifikasi menjadi lebih modern dengan tampilan yang menarik.
ADVERTISEMENT
Seperti salah satu kafe yang saya temui di Kelurahan Sidokarto, Kecamatan Godean beberapa waktu lalu. Kopi Lurah namanya. Dari nama sudah terdengar cukup unik, bukan?
Kopi Lurah ini adalah kafe yang mengusung konsep unik di mana lokasi dari usaha tersebut berada kantor Kelurahan Sidokarto. Saat pertama kali mendengarnya, saya bertanya-tanya apakah Kopi Lurah benar-benar tempat yang worth it untuk berkumpul bersama teman? Dan saya langsung takjub saat pertama kali tiba di lokasi Kopi Lurah.
Jika kamu berpikir Kopi Lurah ini akan terlihat membosankan karena lokasinya ada di kantor kelurahan, maka kamu salah besar. Rupanya Kopi Lurah memanfaatkan taman di depan kantor keluarahan yang dihias dengan berbagai lampu gantung dan ornamen yang memanjakan mata pengunjung. Bukan hanya itu, tempatnya yang outdoor membuat pengunjung dapat menikmati suasana malam dengan lebih intens.
Menariknya lagi, menu yang disajikan oleh Kopi Lurah adalah menu-menu yang cukup berbeda dengan kafe pada umumnya. Selain menyediakan kopi, mereka juga menawarkan aneka minuman tradisional seperti wedang uwuh, wedang tape, wedang asem gula jawa, wedang jahe jeruk sereh dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Saya memutuskan untuk memesan satu wedang uwuh dan camilan telo goreng untuk menemani saya berbincang dengan teman-teman. Saya terkesan dengan cita rasa tradisional yang diciptakan oleh wedang uwuh tersebut. Dengan mengeluarkan uang sebesar lima ribu rupiah saja, saya bisa merasakan kenikmatan wedang yang terkenal dengan sebutan wedang Sultan Agung ini.
Setelah menikmati pesanan saya, saya mencoba berbincang dengan salah satu pelayan yang sedang nganggur. Saya mencoba bertanya mengenai bagaimana pendirian usaha Kopi Lurah tersebut, apalagi dalam waktu yang cukup singkat, usaha ini mampu menarik banyak pelanggan terutama masyarakat di Kecamatan Godean.
Saya terkejut karena rupanya usaha tersebut bukan milik individu, melainkan usaha yang dikelola langsung oleh organisasi kemasyarakatan Karang Taruna Surya Wiratama (KTSW) Sidokarto.
ADVERTISEMENT
“Awalnya, teman-teman (anggota organisasi KTSW) itu sering nongkrong di sekretariat, di halaman kantor Kelurahan Sidokarto. Kebetulan, ada kompor jadi sering masak-masak. Terus tiba-tiba tercetus untuk bikin usaha (Kopi Lurah) ini, akhirnya taman di halaman kantor Kelurahan Sidokarto direnovasi untuk lokasi usaha,” ungkapnya menjelaskan mengenai awal mula berdirinya usaha Kopi Lurah.
Bukan hanya itu, usaha Kopi Lurah ini juga tetap menerapkan profesionalisme dalam menjalankan usahanya, yakni menggunakan sistem pemberian gaji.
“Selama menjalankan usaha Kopi Lurah, kami tetap profesional dengan sistem bayar, bukan penjadwalan anggota,” imbuh pelayan tersebut.
Pulang dari Kopi Lurah, saya merasa puas. Mungkin tempat tersebut akan jadi tempat nongkrong langganan saya. Bukan hanya karena tempatnya yang unik dan luar biasa estetik, tapi juga karena menunya yang nikmat dan ramah di kantong.
ADVERTISEMENT
Bagi kalian yang ingin berkunjung ke Kopi Lurah, kedai buka setiap hari Rabu-Senin pada jam pulang kerja yakni sekitar pukul 17.00 WIB. Informasi lebih lanjut dapat dilihat melalui postingan @kopi.lurah di Instagram.