Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
El Nino: Pemanasan Global Amerika Latin Mengancam Stabilitas Sosial dan Ekonomi
28 Oktober 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berliana Angelica Sihite tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2024 fenomena El Niño kembali mengancam stabilitas ekonomi dan sosial Amerika Latin, salah satu kawasan paling rentan terhadap dampak pemanasan global. Fenomena ini ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sehingga menyebabkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan. Di Amerika Latin, hal ini memperburuk dampak perubahan iklim, merusak ekosistem, merugikan pertanian, dan mengganggu kesejahteraan masyarakat. Seperti di wilayah Peru yang curah hujan ekstrem telah menyebabkan banjir besar, merusak lahan pertanian dan infrastruktur penting, menghambat akses pangan, dan mengganggu rantai pasokan komoditas.
Efek El Niño juga memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah penduduk. Perekonomian Amerika Latin sebagian besar bertumpu pada sektor pertanian dan ekspor komoditas seperti kopi, minyak sawit, dan produk pangan lainnya. Kekeringan yang berkepanjangan di wilayah pertanian utama di Brazil dan Argentina menyebabkan hasil panen yang lebih rendah dan harga pangan yang lebih tinggi yang pada akhirnya memberikan tekanan pada konsumen. Menurut data terbaru bahwa kekeringan di Brazil diperkirakan akan mengurangi hasil panen kopi hingga 30%, sementara banjir di pesisir Peru menunda pengiriman ekspor. Oleh karena itu, situasi ini semakin memperburuk tantangan perekonomian di kawasan yang masih berjuang untuk pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Hal ini tidak hanya berdampak pada perekonomian, El Niño 2024 juga akan menyebabkan krisis kesehatan di beberapa negara Amerika Latin. Banjir mempercepat penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera, dan peningkatan suhu lingkungan mempercepat penyebaran penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti demam berdarah dan malaria. Di Kolombia dan negara-negara Karibia, peningkatan suhu akibat El Niño menciptakan lingkungan yang mendukung berkembang biaknya nyamuk pembawa penyakit, sehingga menambah beban pada sistem kesehatan masyarakat yang terbatas sumber dayanya. Beberapa negara telah mulai menerapkan langkah-langkah mitigasi dengan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan di daerah yang terkena dampak, namun masih terkendala oleh keterbatasan anggaran.
Ketidakpastian ini menyebabkan keresahan politik dan sosial di Amerika Latin, dimana ketergantungan pada harga bahan mentah dan impor pangan sangat tinggi. Daya beli masyarakat semakin frustasi, dengan melonjaknya harga pangan telah memicu ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah yang dianggap lamban dalam mengatasi krisis iklim. Misalnya, meningkatnya protes sosial di negara-negara seperti Peru dan Ekuador mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kurangnya kesiapan pemerintah dalam menangani dampak El Niño.
ADVERTISEMENT
Berbagai aktor di Amerika Latin, termasuk LSM dan komunitas lokal, menyerukan tindakan nyata terhadap krisis iklim untuk mengurangi dampak ekstrem El Niño di masa depan dan respon di tingkat nasional dan internasional. Kerja sama antar negara, organisasi internasional, dan investor global sangat penting untuk mengembangkan kebijakan adaptasi dan mitigasi jangka panjang, seperti membangun infrastruktur yang berketahanan lebih baik terhadap bencana alam dan diversifikasi perekonomian sehingga tidak hanya bergantung pada pertanian. Mengingat meningkatnya risiko, langkah-langkah ini dipandang penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di Amerika Latin dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin meningkat