Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Membandingkan Nasib Krisna dan Joni Usai Panjat Tiang Bendera
23 Oktober 2018 11:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
blokBojonegoro.com – Apresiasi untuk aksi Krisnawan, warga Desa Balungdowo, Kecamatan Kapohbaru, Kabupaten Bojonegoro, yang memanjat tiang bendera saat upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2018, tak seheboh apresiasi untuk Yohanes Ande Kala alias Joni (13), bocah asal Desa Silawan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Joni viral di media sosial setelah memanjat tiang bendera setinggi 23 meter, tanpa alat bantu, untuk membetulkan bendera yang tersangkut. Joni diganjar banyak hadiah hingga dibolehkan bertemu Presiden Jokowi.
“Ya beda banget apresiasinya terhadap Joni dan pemanjat sekelas upacara di kecamatan kemarin,” kata salah satu warga Kecamatan Kanor yang ikut upacara kemarin, Ghofur.
Walaupun begitu, dalam waktu dekat pihak Kecamatan Kanor tetap akan memberikan apresiasi. Hal itu disampaikan Plt. Camat Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Masirin, kepada blokBojonegoro.com, Selasa (23/10/2018).
Pihaknya berterima kasih kepada Krisna yang merupakan teknisi sound system atas bantuan dan dedikasinya memanjat tiang bendera, sehingga pelaksanaan pengibaran bendera saat upacara Hari Santri Nasional 2018 bisa dilanjutkan kembali.
ADVERTISEMENT
“Ucapan terima kasih pasti ada, karena kemarin belum sempat. Sebab, setelah upacara langsung digelar istigasah. Mungkin nanti di momentum tertentu akan kita undang yang bersangkutan,” ujarnya.
Saat upacara dengan khas ala santri yakni bersarung itu digelar, tim pengibar melangkahkan kaki tegap menuju ke tiang bendera. Bendera mulai ditarik, simpul tali yang tertaut di bendera lepas, sehingga tali tertarik ke atas.
Untung saja, Krisna sigap dan langsung memanjat tiang hingga beberapa meter. Dengan santai, ia mengambil tali yang terlepas untuk diberikan ke pengibar. Prosesi dilanjutkan sampai bendera di pucuk atas tiang. [lin/mu]
Kontributor: Maulina Alfiyana