Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Krisis Iklim Global : Partisipasi dan Peran Indonesia dalam Mengatasi
27 November 2024 17:01 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Boby Purba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim adalah ancaman besar yang memengaruhi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia berada di garis depan dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut, cuaca ekstrem, dan kerusakan ekosistem. Di sisi lain, Indonesia juga merupakan salah satu penghasil emisi karbon terbesar, terutama dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Menyadari perannya yang signifikan dalam krisis ini, Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk berpartisipasi dalam upaya global mengatasi perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
1. Komitmen Internasional Indonesia
Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap pengurangan emisi karbon melalui berbagai perjanjian internasional. Salah satu tonggak utamanya adalah Paris Agreement tahun 2015, di mana Indonesia menetapkan target pengurangan emisi sebesar 29% secara mandiri dan hingga 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
Pada COP26 di Glasgow (2021), Indonesia memperkuat komitmennya dengan menyatakan ambisi untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat. Dalam KTT G20 di Bali (2022), isu transisi energi dan pengurangan emisi karbon juga menjadi agenda utama, mencerminkan keseriusan Indonesia dalam mendorong kolaborasi global untuk mengatasi krisis iklim. Tak hanya KTT G20 di Bali, dalam KTT G20 di Brazil, Indonesia juga menerapkan komitmen dan agenda yang sama dalam hal mengatasi krisis iklim.
ADVERTISEMENT
2. Kebijakan Nasional untuk Mengurangi Emisi
Untuk mendukung komitmen internasionalnya, Indonesia telah mengadopsi sejumlah kebijakan nasional yang fokus pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim:
Nationally Determined Contributions (NDC)
Nationally Deterimined Contributions adalah komitmen negara – negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca .
Indonesia menyusun rencana strategis untuk mengurangi emisi karbon di sektor kehutanan, energi, limbah, dan pertanian. Salah satu program unggulannya adalah FOLU Net Sink 2030, yang bertujuan agar sektor kehutanan dan penggunaan lahan menjadi penyerap karbon bersih pada tahun 2030.
Transisi Energi Terbarukan
Pemerintah mendorong diversifikasi sumber energi melalui peningkatan penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya, panas bumi, dan biodiesel. Program B30, yang mencampur biodiesel berbasis minyak sawit dengan solar, adalah salah satu langkah konkret menuju pengurangan emisi dari sektor transportasi.
ADVERTISEMENT
Restorasi Ekosistem
Melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Indonesia telah merehabilitasi jutaan hektar lahan gambut dan mangrove, yang merupakan ekosistem penting dalam menyerap karbon.
3. Pengelolaan Hutan dan Lahan
Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 120 juta hektar hutan tropis, yang merupakan paru-paru dunia. Namun, tekanan deforestasi yang disebabkan oleh ekspansi perkebunan, pembalakan liar, dan kebakaran hutan telah menjadi tantangan besar. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah menerapkan:
• Moratorium Izin Hutan Primer dan Lahan Gambut: Kebijakan ini melarang pembukaan hutan baru untuk perkebunan atau tambang.
• Reforestasi: Program penanaman kembali pohon untuk memulihkan hutan yang rusak.
• Penguatan Penegakan Hukum: Penindakan tegas terhadap pelaku pembalakan liar dan perusahaan yang melanggar aturan lingkungan.
ADVERTISEMENT
4. Kerja Sama Internasional
Indonesia memahami bahwa perubahan iklim adalah masalah global yang membutuhkan solusi kolaboratif. Oleh karena itu, pemerintah aktif dalam berbagai forum dan kerja sama internasional, seperti:
• G20: Selama Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia mendorong pembahasan tentang pendanaan transisi energi dan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon.
• Green Climate Fund (GCF): Indonesia bekerja sama dengan GCF untuk mendanai proyek-proyek mitigasi perubahan iklim.
• Kerja Sama Bilateral: Indonesia menjalin kemitraan dengan negara seperti Norwegia untuk mendukung pelestarian hutan melalui mekanisme pembayaran berbasis hasil.
5. Upaya di Sektor Energi
Sektor energi menyumbang emisi karbon yang signifikan di Indonesia. Untuk mengurangi dampaknya, pemerintah mempercepat transisi ke energi terbarukan:
• Pemanfaatan Panas Bumi: Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia dan terus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi.
ADVERTISEMENT
• Tenaga Surya: Pembangunan solar power plant di daerah terpencil untuk meningkatkan akses energi sekaligus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
• Biodiesel: Program biodiesel berbasis minyak sawit telah meningkatkan kontribusi energi hijau dalam bauran energi nasional.
6. Pelibatan Masyarakat dan Sektor Swasta
Perubahan iklim tidak dapat ditangani hanya oleh pemerintah. Kesadaran masyarakat dan partisipasi sektor swasta sangat penting dalam mengatasi krisis ini:
• Kampanye Kesadaran Lingkungan: Pemerintah dan LSM mengadakan program edukasi untuk mengubah perilaku masyarakat, seperti mengurangi penggunaan plastik dan meningkatkan daur ulang.
• Inovasi Swasta: Banyak perusahaan di Indonesia mulai beralih ke praktik bisnis yang ramah lingkungan, seperti investasi dalam energi hijau dan efisiensi energi.
• Pelibatan Masyarakat Adat: Masyarakat adat dilibatkan dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, mengingat mereka memiliki pengetahuan lokal yang berharga.
ADVERTISEMENT
7. Tantangan yang Masih Dihadapi
Meskipun banyak kemajuan, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam partisipasinya mengatasi krisis iklim:
• Deforestasi dan Degradasi Lahan: Masih adanya pembukaan hutan untuk perkebunan dan tambang menjadi ancaman besar bagi keberlanjutan lingkungan.
• Pendanaan: Pendanaan untuk proyek iklim masih terbatas, sementara kebutuhan investasi untuk transisi energi sangat besar.
• Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan: Pembangunan ekonomi sering kali bertentangan dengan upaya pelestarian lingkungan.
8. Harapan untuk Masa Depan
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin global dalam aksi iklim. Dengan kekayaan sumber daya alam dan posisi strategisnya, Indonesia dapat menjadi contoh bagaimana negara berkembang dapat berkontribusi signifikan dalam mengatasi krisis iklim.
Dukungan internasional dalam bentuk pendanaan dan transfer teknologi, serta sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, akan menjadi kunci keberhasilan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Partisipasi Indonesia dalam mengatasi krisis iklim global menunjukkan komitmen yang kuat untuk melindungi lingkungan sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan terus memperkuat kebijakan, mengembangkan teknologi hijau, dan menjalin kerja sama internasional, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi dunia.
Penting bagi seluruh bangsa untuk bekerja sama, karena mengatasi perubahan iklim adalah tanggung jawab bersama. Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia dapat menjadi pilar dalam perjuangan global melawan krisis iklim.